Mereka bisa langsung membayar belanjaan di negara-negara tersebut hanya dengan memindai QR lokal menggunakan aplikasi bank Indonesia mereka.
"Bapak, Ibu, orang Indonesia yang ke Jepang bisa memakai QRIS untuk scan JPQR (QR standar Jepang)," katanya.
Namun, ia mengakui bahwa proses ini untuk sementara masih satu arah.
"Orang Jepang masih belum bisa (membayar di Indonesia pakai QR mereka) karena kita lagi menunggu lisensi dari OJK Jepang untuk hal tersebut," katanya.
Baca Juga: Polda Sultra Tambah Satu Tersangka Korupsi Kapal Pesiar Azzimut Atlantis 43
Ekspansi pembayaran ini akan terus berlanjut ke negara-negara mitra dagang dan wisata utama Indonesia lainnya.
BI mengonfirmasi bahwa target berikutnya adalah dua raksasa ekonomi Asia, yakni China dan Korea Selatan.
Proses integrasi outbound dan inbound dengan kedua negara ini sedang dikebut.
Khusus untuk Korea Selatan, BI menargetkan layanan ini sudah bisa dinikmati WNI sebelum pertengahan tahun 2026.
Keberhasilan penetrasi 41 juta UMKM dan ekspansi ke luar negeri ini didorong oleh dua faktor utama, seperti partisipasi masif generasi muda yang melek digital dan derasnya inovasi teknologi.
Dengan momentum ini, BI memproyeksikan volume transaksi pembayaran digital akan meroket empat kali lipat dari level 2024, mencapai 147,3 miliar transaksi pada tahun 2030 mendatang.***