KONTEKS.CO.ID - Dana Syariah Indonesia (DSI) sedang menjadi sorotan setelah perusahaan berbasis P2P lending itu diduga gagal bayar kewajiban kepada para pemberi dana atau lender.
Keluhan dari para lender ramai muncul di berbagai platform media sosial.
Mereka mengaku tidak menerima pencairan dana selama beberapa bulan terakhir, tanpa penjelasan yang gamblang dari pihak perusahaan.
Baca Juga: Kalahkan Kopi, Kini Teh Premium Bersejarah Naik Daun: ChaCo Debut di Mal Taman Anggrek
Kini manajemen DSI akhirnya memberikan penjelasan resmi yang disampaikan Taufiq Aljufri, selaku Pendiri dan Presiden Direktur Dana Syariah Indonesia.
Ia mengakui adanya keterlambatan pencairan dana yang dialami sejumlah pendana.
“Memang ada keterlambatan pencairan yang dialami para lender, dan hal ini disebabkan kondisi yang cukup kompleks,” ujar Taufiq melalui pernyataannya di akun Instagram @danasyariahid, Senin awal pekan ini.
Baca Juga: Fokus Pertumbuhan Revenue Bisnis Infrastruktur, Telkom Perkuat TIF
Ia menjelaskan, perlambatan ekonomi nasional serta kelesuan di sektor properti membuat banyak peminjam (borrower) mengalami kesulitan mengembalikan pinjaman tepat waktu.
Situasi tersebut kemudian berdampak pada arus pencairan dana ke pihak pendana.
“Bisnis para borrower terganggu, sehingga pengembalian dana tidak berjalan sesuai jadwal. Hal ini otomatis berpengaruh pada proses pencairan bagi pendana,” kata Taufiq.
Baca Juga: WhatsApp Resmi Larang Chatbot AI Pihak Ketiga, ChatGPT dan Perplexity Diblokir Mulai Januari 2026
Taufiq menegaskan manajemen DSI telah melakukan berbagai langkah penanganan, termasuk penagihan intensif kepada peminjam yang menunggak serta upaya menjual aset agunan untuk melunasi kewajiban.
Selain itu, DSI juga telah berkoordinasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna mencari solusi atas persoalan ini.