KONTEKS.CO.ID - Nestle akan memangkas 16 ribu pekerjaan dalam upaya meningkatkan volume penjualan, demikian dikatakan Philipp Navratil, CEO Nestle yang baru pada Kamis lalu.
Langkah ini diumumkan bersamaan dengan laporan pertumbuhan penjualan yang melebihi ekspektasi, berkat kenaikan harga pada produk kopi dan permen.
Navratil, mantan kepala Nespresso, menggantikan Laurent Freixe yang diberhentikan pada September lalu karena terlibat hubungan pribadi dengan bawahan langsungnya.
Baca Juga: Rp1,4 Triliun Disiapkan, Pemerintah Tambah Kuota 80 Ribu Peserta Magang Nasional
Perusahaan makanan kemasan terbesar di dunia itu tengah menghadapi masa gejolak manajerial yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketua Dewan Paul Bulcke bahkan mundur lebih awal untuk memberi jalan kepada mantan bos Inditex, Pablo Isla, dua minggu kemudian.
Pertumbuhan volume penjualan (real internal growth/RIG) Nestle naik 1,5 persen pada kuartal ketiga, jauh di atas perkiraan analis sebesar 0,3 persen.
Baca Juga: Kasus Pemerasan Sertifikasi K3, KPK Tambah Masa Tahanan Immanuel Ebenezer hingga 18 November 2025
Hasil ini memberi sedikit ruang bagi Navratil untuk menata ulang arah perusahaan setelah promosi mendadaknya.
Sebagai bagian dari upaya efisiensi, Navratil mengatakan 12.000 posisi staf kantoran akan dihapus, ditambah 4.000 pemangkasan lainnya dalam sektor manufaktur dan rantai pasok.
Saat ini Nestle mempekerjakan sekitar 277 ribu orang di seluruh dunia.
Baca Juga: Indonesia akan Perketat Pengawasan Impor Produk Halal dari China
Produsen cokelat KitKat, kopi Nespresso, dan bumbu Maggi asal Swiss ini telah berjuang menghidupkan kembali pertumbuhan penjualan yang stagnan, serta menahan penurunan tajam harga saham akibat meningkatnya biaya dan utang di tengah tekanan dari para investor.
Navratil menegaskan pertumbuhan berbasis volume (RIG-led growth) menjadi prioritas utama Nestle.