ekonomi

Tak Selalu Untung, Hengky Adinata Bilang Bandar Saham Sering Jual Rugi Gara-gara Satu Kesalahan Fatal Ini

Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:15 WIB
Hengky Adinata (Tangkapan layar kanal Youtube Leon Hartono)

KONTEKS.CO.ID - Dunia pasar modal sering kali diselimuti misteri, terutama mengenai gerak-gerik para bandar.

Namun, trader ternama Hengky Adinata secara blak-blakan membongkar cara kerja mereka, termasuk target keuntungan fantastis yang bisa mencapai 200% dalam sekali pergerakan dan fakta mengejutkan bahwa mereka pun bisa rugi besar.

Saat Bandar Salah Langkah Dalam sebuah perbincangan, Hengky menegaskan bahwa anggapan bandar selalu menang adalah keliru.

Ia mengaku sering menemukan market maker (pihak yang ditunjuk emiten untuk mengelola saham) menjual dalam posisi rugi. Menurutnya, kesalahan fatal yang sering dilakukan adalah keserakahan.

Baca Juga: Timothy Ronald Sebut Siklus 4 Tahunan Bitcoin Sudah Usang, Ini Dua Faktor Utamanya

"Kesalahan utama menurut saya adalah retailnya enggak dikasih untung," ungkap Hengky dalam siniar yang tayang di kanal Youtube Leon Hartono pada Selasa, 14 Oktober 2025.

Kegagalan tersebut terjadi ketika market maker terlalu serakah menaikkan harga saham,  misalnya dari harga 50 ke 500 tanpa memberi kesempatan retail untuk untung.

Akibatnya, tidak ada partisipasi pasar yang cukup. "Ketika dia gagal, langsung balik lagi ke 50. Enggak ada volume buat dia jual juga. Dia sudah pasrah," jelas Hengky, menggambarkan kondisi di mana bandar terjebak dengan sahamnya sendiri.

Lebih jauh, Hengky membeberkan target keuntungan yang biasa diincar oleh market maker. Menurutnya, untuk pergerakan jangka pendek, mereka umumnya menargetkan kenaikan harga antara 150% hingga 200%.

Baca Juga: Bank of America hingga Citadel Borong Saham Pertahanan dan Energi Nuklir, Timothy Ronald: Tanda Dunia Sedang Tidak Baik-Baik Saja

“Dia tarik 200% karena dia butuh jual turun,” jelasnya. “Jadi, kalau kamu lihat satu saham tiba-tiba naik sampai 200%, ya seharusnya udah mau mulai koreksi,” lanjutnya.

Hengky juga mengungkap bahwa seorang market maker paling takut jika saham yang sedang dikelolanya tidak menarik minat investor retail.

Tanpa partisipasi retail, mereka tidak bisa mendistribusikan saham. Jika sudah begini, salah satu cara yang kerap ditempuh adalah menggunakan jasa influencer untuk mempromosikan saham tersebut.

Pada akhirnya, Hengky menekankan bahwa memahami strategi dan kelemahan bandar hanyalah separuh dari pertarungan.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB