KONTEKS.CO.ID - Investor muda Timothy Ronald membeberkan isi portofolio investasinya yang ia sebut "hyper-concentrated", sebuah strategi yang sangat fokus dan jauh dari diversifikasi konvensional.
Mengikuti filosofi dari Charlie Munger, mitra Warren Buffett, Timothy memilih untuk hanya berinvestasi pada segelintir aset yang ia yakini memiliki fundamental kuat dan potensi jangka panjang.
Portofolionya saat ini secara mengejutkan hanya terdiri dari empat instrumen utama, dengan alokasi yang sangat signifikan pada aset digital.
Baca Juga: Unggah Foto Salaman dengan Trump, Prabowo Optimis Ada Terobosan Perdamaian
Sekitar 40-50% dari total asetnya diinvestasikan dalam Bitcoin, yang ia anggap sebagai satu-satunya aset kripto yang layak dipegang.
Sisanya terbagi dalam tiga saham, yang terdiri dari dua saham publik dan satu perusahaan privat.
"Equity itu berarti cuman tiga. Jadi saya cuman bisa pakai jari, Bang. Equity cuman di tiga bets," ungkapnya dalam sebuah video yang diunggah di kanal Youtube Sandiuno TV pada Minggu, 28 September 2025.
"Bahkan kalau public equity cuman dua bets," tambahnya.
Baca Juga: YouTuber Korea Pilseungjoo Meninggal di Usia 32 Usai Lawan Penyakit ALS, Apa Itu?
Pilihan Saham yang Terfokus
Dua saham publik yang ia pegang adalah PT Bank Central Asia Tbk (BCA) untuk pasar Indonesia dan Moody's Corporation untuk pasar Amerika Serikat.
Ia memilih BCA karena dominasinya yang kuat di pasar perbankan domestik, terutama di kalangan generasi muda, serta efisiensi digitalnya yang superior.
Sementara Moody's, sebuah lembaga pemeringkat kredit, dipilih karena rekam jejaknya yang solid selama 100 tahun dalam mencetak pertumbuhan laba yang konsisten.
Baca Juga: IRC for Reform: Dwifungsi Polri Ancam Prinsip Konstitusi
Selain dua saham publik dan Bitcoin, ia juga berinvestasi di satu perusahaan privat di sektor lifestyle yang memiliki F&B dan beach club , serta satu crypto exchange.