KONTEKS.CO.ID – Sebanyak 10,7 juta orang Indonesia mencari kerja setiap tahunnya. Ini berdasarkan catatan Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker).
Kepala Pusat Pasar Kerja Kemnaker, Surya Lukita Warman di Jakarta, Jumat, 26 September 2025, menyampaikan, angka 10,7 juta ini belum termasuk karyawan yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK) atau mengundurkan diri, kemudian kembali mencari pekerjaan.
"Tapi basisnya sudah 10 juta [orang] tiap tahun yang harus di-open [dibukakan lowongan kerja]," ujarnya.
Baca Juga: Buruan Merapat, Tersedia 3.504 Lowongan di Bursa Kerja Jakarta Barat
Surya membenarkan bahwa angka penggangguran di Indonesia masih tinggi meski angka 4,8 persen diklaim paling rendah setelah Reformasi.
Jika dikonversi ke angka, lanjut Surya, jumlahnya 7,2 juta orang Indonesia masih nganggur.
Menurutnya, jika 3,5 juta orang masuk ke pasar kerja sebagai angkatan kerja baru, sementara 7,2 juta orang juga masih nganggur, maka jumlahnya 10,7 juta orang.
"Kalau diakumulasikan sudah 10 juta [orang] lebih. Ada 10,7 juta orang yang membutuhkan pekerjaan,' ujarnya.
Surya lebih jauh menyampaikan, masih terdapat sejumlah tantangan pasar kerja Indonesia saat ini, selain pertumbuhan tenaga kerja baru yang besar per tahunnya dan angka pengangguran yang tinggi.
"Mismatch kompetensi seperti soft skill yang kurang walaupun kualifikasi pendidikannya cocok," ujarnya.
Baca Juga: Tanpa Sebut Angka, Presiden Prabowo Bangga Jumlah Pengangguran dan Kemiskinan Turun
Kemudian, rendahnya kualitas tenaga kerja, di antaranya karena jumlah lulusan SMP ke bawah masih tinggi, perkembangan teknologi mencakup digitalisasi, dan AI, Industri 4.0.
"Perubahan pasar kerja dampak ekonomi global dan transisi ekonomi hijau," kata Surya.***