ekonomi

PTBA Klaim Sukses Tekan Emisi Karbon, Laporan Lembaga Energi Global Justru Kontradiktif

Kamis, 25 September 2025 | 15:54 WIB
Emisi karbon jadi penyebab utama perubahan iklim global (Foto: Ilustrasi/Pixabay)

KONTEKS.CO.ID - PT Bukit Asam, Tbk (PTBA) dinilai masih sulit melepaskan diri dari ketergantungan pada batu bara.

Perusahaan pelat merah itu menargetkan net zero emission 2060 dan mengklaim berhasil menekan emisi karbon hingga 305 ribu ton CO₂e pada 2024 melalui efisiensi energi dan reklamasi lahan bekas tambang.

Perusahaan itu juga menyiapkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Ombilin dan Tanjung Enim berkapasitas 100–200 MWp.

Namun, laporan analisis dari lembaga pemikir energi global, Ember pada 2024 justru menunjukkan fakta berbeda.

Baca Juga: Bukit Asam Alokasikan 563 Juta Ton Batu Bara untuk Hilirisasi: Fokus Produksi DME hingga Ammonia

“Emisi metana dari tambang batu bara Indonesia bisa mencapai delapan kali lipat lebih tinggi dibanding laporan resmi,” tulis Ember dalam analisisnya, seperti dikutip pada Kamis, 25 September 2025.

Metana ialah gas rumah kaca yang dampaknya 80 kali lebih kuat dibanding CO₂ dalam jangka pendek, dan hingga kini belum masuk hitungan resmi emisi perusahaan.

Sejumlah catatan menunjukkan klaim hijau PTBA belum sebanding dengan kenyataan. Bahkan Tempo.co menulis, porsi terbesar emisi PTBA justru berasal dari Scope 3, yakni emisi dari pemakaian batu bara oleh pelanggan.

Emisi jenis ini terus naik sejak 2021, meski sempat turun sedikit pada 2023. Itu berarti, bisnis utama PTBA masih meninggalkan jejak karbon raksasa di luar kendali langsung perusahaan.

Baca Juga: Subsidi Listrik Tembus Rp89 Triliun, Pemerintah Kembangkan PLTS sebagai Solusi Jangka Panjang

Dampak sosial pun nyata. Studi yang dipublikasikan di Aerosol and Air Quality Research tahun 2024 menunjukkan bahwa prevalensi penyakit paru hitam (black lung disease) di kalangan penambang batu bara Indonesia mencapai 13,88 persen.

Penelitian lain di Tanjung Enim juga membuktikan adanya paparan radioaktivitas alami di area tambang yang dapat meningkatkan risiko kesehatan masyarakat sekitar.

Merujuk pada sejumlah fakta itu, PTBA terkesan terjebak dalam kontradiksi. Di satu sisi, perusahaan menampilkan wajah hijau melalui reklamasi dan PLTS kecil-kecilan.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB