KONTEKS.CO.ID - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan rencana pertemuannya dengan manajemen Freeport McMoRan, induk PT Freeport Indonesia (PTFI).
Pertemuan itu akan membahas rencana pelepasan saham (divestasi) yang berpotensi menambah kepemilikan Indonesia di perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Tanah Air.
“Dalam kurun waktu dekat saya akan ketemu dengan manajemen Freeport McMoRan,” kata Bahlil di kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Rabu, 17 September 2025.
Baca Juga: BI Perkuat Bauran Kebijakan, Fokus Operasi Moneter Pro-Market dan Pendalaman Pasar
Bahlil menyebut, dari hasil negosiasi awal, Indonesia bisa memperoleh tambahan saham hingga di atas 10 persen. “Negosiasi awal waktu kami lakukan itu 10 persen. Tapi ini ada potensinya di atas 10 persen. Ini negosiasi. Doain ya,” ujarnya.
Sebelum bertemu dengan Freeport McMoRan, Bahlil menegaskan terlebih dahulu akan melakukan pembicaraan dengan manajemen PT Freeport Indonesia. “Saya sore akan ketemu dengan manajemen Freeport,” imbuhnya.
Selain soal divestasi, Bahlil menegaskan hingga kini pemerintah belum memberikan perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga bagi PT Freeport Indonesia. Izin sebelumnya berakhir pada 16 September 2025.
Baca Juga: FIFA Bakal Sikapi Posisi Erick Thohir Sebagai Ketum PSSI
“Sampai dengan sekarang kita tidak mengeluarkan izin ekspor konsentrat. Sampai dengan sekarang,” tegasnya.
Sebelumnya, usai rapat bersama Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara pada Senin, 15 September 2025, Bahlil menyatakan pemerintah berencana menambah kepemilikan saham PTFI sebesar 10 persen. Namun, perkembangan negosiasi membuka peluang lebih besar.
“Awalnya kan kita sepakat untuk penambahan saham 10 persen Freeport, tapi tadi berkembang negosiasi yang insyaAllah katanya lebih dari itu,” ujarnya.
Baca Juga: Kejutan! BI Turunkan Suku Bunga Jadi 4,75 Persen, Jaga Inflasi Tetap Rendah
Jika kesepakatan tercapai, tambahan kepemilikan saham ini akan memperkuat posisi Indonesia dalam mengendalikan aset strategis tambang emas dan tembaga di Papua. ***