KONTEKS.CO.ID - Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Dwisuryo Indroyono Soesilo, mengungkapkan delegasi Indonesia tengah mengajukan ekspor minyak sawit sebagai bagian dari upaya menurunkan tarif resiprokal Amerika Serikat yang saat ini berada di level 19 persen.
Seperti dikutip dari wawancara eksklusif dengan ANTARA di Jakarta, Selasa 9 September 2025, Dubes Soesilo menjelaskan pada pekan kedua September, delegasi Indonesia akan mengusulkan penurunan tarif dengan menawarkan sejumlah komoditas utama yang tidak diproduksi di Amerika Serikat.
Satu di antara komoditas utama yang menjadi prioritas untuk ditawarkan adalah minyak sawit.
Baca Juga: Update Banjir Bali, Tujuh Wilayah Diterjang Longsor, 14 Orang Meninggal Dunia, dan Ratusan Mengungsi
“Untuk saat ini, Indonesia akan mengajukan penurunan tarif untuk komoditas yang tidak diproduksi di AS,” kata Dubes.
“Misalnya, AS membutuhkan banyak minyak sawit. Jadi, jika kita mengekspor minyak sawit, harapannya tarif tidak tetap di 19 persen, melainkan bisa lebih rendah,” ia menambahkan.
Selain minyak sawit, komoditas lain yang akan diusulkan Indonesia antara lain udang yang sudah menyumbang hampir USD2 miliar atau sekitar Rp32,94 triliun dari ekspor.
Baca Juga: Tas Louis Vuitton dan Sepatu Manolo Blahnik Kahiyang Ayu Jadi Sorotan Warganet
Kemudian komoditas lain yang ditawarkan adalah kayu, furnitur, tembaga, hingga nikel.
Dubes RI untuk AS juga menyoroti peluang peningkatan ekspor di sektor garmen dan pakaian jadi.
Itu mengingat pasar AS yang sangat besar untuk produk tersebut.
Baca Juga: KPK Ungkap Pimpinan di Kemenag Diduga Terima Aliran Uang Kuota Haji, Yaqut Cholil Qoumas?
“Sebetulnya Indonesia punya daya saing yang sangat baik untuk meningkatkan ekspor tekstil, pakaian, dan garmen ke AS,” ucapnya.
“Dari sisi kita, mari bekerja lebih efisien. Ekspor kita di sektor ini masih bisa diperluas,” ia menambahkan.***