KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diperkirakan belum banyak beranjak dari tren pelemahannya pada perdagangan Rabu, 10 September 2025.
Data Bloomberg mencatat rupiah ditutup melemah 1,05% atau turun 172 poin ke level Rp16.481,50 per dolar AS pada Selasa, 9 September 2025.
Di saat yang sama, indeks dolar AS justru menguat tipis 0,03% ke posisi 97,48.
Kondisi ini menambah tekanan bagi rupiah yang sudah tertekan oleh sentimen dalam negeri.
Reshuffle Kabinet Jadi Pemicu Utama
Pengamat mata uang sekaligus Direktur Laba Forexindo, Ibrahim Assuaibi, menilai gejolak rupiah kali ini tak lepas dari dinamika politik domestik, khususnya reshuffle Kabinet Merah Putih.
Pergantian Sri Mulyani Indrawati dari kursi Menteri Keuangan dianggap sebagai pemicu kekhawatiran investor global maupun domestik.
Baca Juga: Ekonom INDEF Sampaikan 2 Langkah untuk Menkeu Purbaya Pulihkan Ekonomi Nasional
Menurut Ibrahim, sosok Sri Mulyani selama ini ibarat "penjaga gawang" stabilitas fiskal Indonesia.
Jejak rekamnya saat menghadapi krisis 2018 hingga pandemi Covid-19 membuat pasar merasa lebih tenang.
Hilangnya figur tersebut otomatis memunculkan ketidakpastian arah kebijakan fiskal pemerintah.
"Sri Mulyani adalah jangkar kepercayaan investor. Ketika beliau tidak lagi di kabinet, wajar bila pasar bereaksi negatif," ujar Ibrahim dalam keterangan tertulis, Selasa, 9 September 2025.
Baca Juga: SPBU Swasta Kosong, ESDM: Tak Ada Kelangkaan BBM di Indonesia
Capital Outflow dan Sentimen Global
Dampak reshuffle langsung terlihat dari arus modal asing yang keluar dari pasar saham.