KONTEKS.CO.ID — Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatat hasil positif. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, pada Juli 2025 surplus neraca perdagangan mencapai USD4,17 miliar atau sekitar Rp69 triliun, lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya USD4,10 miliar.
Bank Indonesia menilai capaian ini akan semakin memperkuat ketahanan eksternal perekonomian nasional.
Ke depan, BI menegaskan akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait.
Baca Juga: Ekspor Indonesia Meroket pada Mei 2024, Didominasi Komoditas Nonmigas
Ini demi menjaga stabilitas sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Kenaikan surplus terutama ditopang oleh sektor nonmigas, yang pada Juli 2025 membukukan surplus USD5,75 miliar.
Ekspor nonmigas naik menjadi USD23,81 miliar, didorong komoditas berbasis sumber daya alam seperti bahan bakar mineral serta lemak dan minyak nabati maupun hewani.
Baca Juga: Ekspor Sawit Indonesia Naik 11 Persen, Kinerja Perdagangan Membaik
Selain itu, ekspor produk manufaktur juga menguat, terutama pada mesin dan peralatan mekanis serta besi dan baja.
China, Amerika Serikat, dan India masih menjadi tujuan utama ekspor nonmigas Indonesia.
Namun, di sisi lain, defisit pada sektor migas melebar menjadi USD1,58 miliar, seiring meningkatnya impor dan melemahnya ekspor migas pada periode yang sama.