ekonomi

Danantara Kirim 36 Bos BUMN Leadership Camp ke Swiss Tuai Kritik, Dinilai Tak Selaras dengan Visi Prabowo

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:12 WIB
Langkah Danantara kirim 36 bos BUMN ke Swiss tuai kritik (Foto: Ist)

KONTEKS.CO.ID - Forum Intelektual Muda mengkritik langkah Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang memberangkatkan 36 direksi dari 29 perusahaan pelat merah ke Lausanne, Swiss.

Tujuan mereka yakni mengikuti Top Gun Leadership Camp Cohort 1 di IMD Business School, salah satu sekolah bisnis terkemuka dunia, sebagai bagian dari Top Talent Program 2025.

“Langkah ini dinilai mencerminkan kurangnya sense of crisis di tengah krisis ekonomi yang melanda Indonesia serta bertentangan dengan kebijakan efisiensi anggaran yang menjadi pilar utama pemerintahan Presiden Prabowo Subianto,” ujar Co Founder Forum Intelektual Muda, Muhammad Sutisna dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 30 Agustus 2025.

Baca Juga: Prabowo Sindir Direksi BUMN Kayak Raja, Soroti Danantara Jadi Sovereign Fund Kelima Dunia

Hal itu tentu sangat memprihatinkan, di tengah pemerintah yang memangkas anggaran ratusan triliun untuk mendanai program prioritas seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), Danantara malah bikin keputusan kontroversial.

“Keputusan untuk menggelar acara di luar negeri terkesan elitis dan tidak selaras dengan visi Presiden Prabowo yang mengutamakan kedaulatan ekonomi dan kesejahteraan rakyat," kritiknya.

Lebih lanjut Sutisna juga menyoroti gelombang kemarahan publik menyusul banyaknya aksi protes besar-besaran, seperti yang terjadi di Pati, Jawa Tengah, yang mana sejatinya menjadi alarm untuk Danantara.

Baca Juga: Danantara dan GEM Asal China Teken Megaproyek Hilirisasi Nikel Senilai Rp23 Triliun

“Sementara industri gulung tikar dan PHK merajalela, Danantara malah mengadakan retret di Swiss yang terkesan mewah. Ini jelas memperlebar jurang ketidakpercayaan publik," tegas Sutisna.

Sutisna lantas mempertanyakan urgensi kegiatan di Swiss tersebut, terlebih mengingat Indonesia memiliki banyak lokasi yang sebenarnya mampu menggelar pelatihan kepemimpinan berkualitas.

"Indonesia kaya akan tempat seperti pesantren, yang tidak hanya hemat biaya tetapi juga sarat dengan nilai-nilai kepemimpinan berbasis kearifan lokal dan spiritualitas. Lalu mengapa harus ke Swiss? Ini bukan hanya soal biaya, tapi juga soal memanfaatkan potensi dalam negeri untuk mendukung perekonomian lokal," tutupnya.***

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB