ekonomi

Kepala BPS Sebut Warganet yang Bicara Data di Medsos Miskin Literasi

Rabu, 27 Agustus 2025 | 19:27 WIB
Kepala Badan Pusat Statistik, Amalia Adininggar Widyasanti. (Instagram.com/@amalia.adininggar)

KONTEKS.CO.ID – Data pertumbuhan ekonomi kuartal II sebesar 5,12% yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) jadi bulan-bulanan pengamat ekonomi.

Bukan hanya pakar ekonomi yang bicara, warganet ikut memanaskan suasana di ruang digital. Mereka ramai-ramai menghakimi Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti.

Amalia Adininggar Widyasanti pun menyoroti pentingnya literasi data bagi warga yang suka berselancar di media sosial alias warganet.

Baca Juga: Persaingan Ketat SUV Ladder Frame: Isuzu mu-X 4x4 vs Toyota Fortuner

Karena selama ini banyak pihak yang mengomentari statistik BPS, tapi kurang tepat dalam memberikan tafsir.

Ia menyampaikan persoalan ini saat rapat dengar pendapat bersama Komisi X DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa 26 Agustus 2025.

"Ini bapak dan ibu kelihatan di dalam perbincangan netizen, bahwa kita menurunkan garis kemiskinan, itu sebenarnya tidak benar," katanya mencontohkan.

Baca Juga: Dorong Peningkatan Kualitas Pendidikan di Indonesia, BRI Peduli Salurkan Bantuan Beasiswa di 10 Sekolah

"Jadi memang literasi statistik sangat dibutuhkan. Karena masyarakat kadang-kadang ingin ikut berbicara tentang data, tetapi kadang-kadang cara membaca data dan menerjemahkan datanya masih belum pas," tambahnya.

Amalia lalu menyebutkan, statistik terkait kemiskinan menjadi salah satu data yang dinilai sering menjadi sorotan publik Tanah Air.

Pada Maret 2025 lalu, lanjut Amalia, garis kemiskinan yang ditetapkan sebesar Rp609.160 dinilai rendah. Padahal dari tahun ke tahun garis kemiskinan yang ditetapkan BPS selalu mengalami peningkatan.

Baca Juga: Tips Jalan Kaki 30 Menit yang Cepat Turunkan Berat Badan

Perihal itu, Kepala BPS itu menyebut pemahaman garis kemiskinan perlu dilakukan pada level masyarakat di rumah tangga.

Sebab level kemiskinan sangat dinamis kalau dilihat per individu. Contohnya, bayi yang lahir dari keluarga miskin dapat masuk ke kategori tidak miskin kalau diadopsi oleh keluarga kaya.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB