KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali melanjutkan tren positif terhadap USD pada pembukaan perdagangan Kamis 14 Agustus 2025.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka menguat 0,56 persen atau 91 poin menjadi Rp16.111 per USD
Sehari sebelumnya, pada penutupan Rabu kemarin, rupiah juga mencatat kenaikan 0,54 persen atau 87 poin ke posisi Rp16.202 per USD.
Baca Juga: Nilai Tukar Rupiah Mendekati Level Tertinggi Bulan Ini, Apa yang Terjadi di Balik Pergerakan Pasar?
Analis Pasar Uang Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan rupiah kali ini ditopang optimisme pelaku pasar terkait kemungkinan penurunan suku bunga bank sentral AS (The Fed) pada September mendatang.
"Keyakinan ini muncul setelah rilis data inflasi yang sesuai ekspektasi, ditambah masuknya pejabat baru dalam jajaran gubernur The Fed yang diperkirakan membawa arah kebijakan berbeda dari Jerome Powell, khususnya dalam hal pemangkasan suku bunga," ujar Ibrahim, Kamis hari ini.
Selain faktor moneter, rencana pertemuan Presiden AS Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Alaska juga memberikan angin positif bagi pasar.
Itu karena dinilai dapat meredakan ketegangan geopolitik.
Pertemuan virtual Trump dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky turut memperkuat sentimen tersebut.
“Dampaknya terlihat dari penguatan bursa saham di AS, Eropa, dan Asia. Bahkan hampir semua mata uang utama dunia menguat terhadap USD,” tambah Ibrahim.
Pasar kini menantikan rilis data inflasi produsen dan tingkat pengangguran AS yang akan diumumkan Kamis malam waktu setempat, yang diperkirakan akan memengaruhi arah pergerakan rupiah ke depan.
Baca Juga: Dapat Pinjaman Miliaran Rupiah, BPH Global Perluas Operasi Rumput Laut di Indonesia
Dari faktor domestik, Ibrahim menyoroti data pertumbuhan ekonomi triwulan II-2025 yang masih menuai perdebatan.