ekonomi

Ngeri Ada Hape Oplosan! Redmi, Oppo, dan Vivo: Mendag Auto Tutup Pabrik Ponsel Ilegal, Negara Rugi Rp17,6 M

Rabu, 23 Juli 2025 | 18:47 WIB
Mendag Budi Santoso tutup pabrik ponsel ilegal yang rugikan negara Rp17,6 M. (Instagram @budisantosofficial)

KONTEKS.CO.ID - Budi Santoso, Mendag RI menutup pabrik handphone rekondisi yang telah beroperasi sejak pertengahan 2023. Dalam tempo satu minggu saja, pelaku mampu memproduksi 5.100 unit handphone.

Pada Rabu, 23 Juli 2025, Budi Santoso menutup operasional pabrik perakitan ponsel ilegal yang berlokasi di kawasan ruko Green Court, Cengkareng, Jakarta Barat.

Melansir dari Instagram @budisantosofficial pada Rabu, 23 Juli 2025, "Pagi ini saya meluncur ke kawasan Cengkareng, Jakarta Barat untuk melakukan penyitaan produk telepon seluler ilegal."

Baca Juga: Marak Beras Oplosan, Harga Beras Medium pun Melonjak Lampaui Harga Eceran Tertinggi, Cek di Sini

Berkedok tempat usaha koperasi yang saat ini disewakan ke perorangan, ternyata dijadikan tempat merakit, mengemas (packing), dan memperdagangkan telepon seluler (smartphone) yang tidak sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

Total ponsel pintar yang disita sebanyak 5.100 unit dengan berbagai merek dengan nilai ekonomis sebesar Rp12.082.385.000 yang merupakan hasil produksi selama 1 minggu.

Tidak hanya itu, disita juga 747 koli berisi aksesoris, casing, dan charger dengan nilai sebesar Rp5.540.872.500. Sehingga total nilai ekonomis barang yang diamankan mencapai Rp17.623.257.500.

Baca Juga: Selain S Line yang Viral, Ini 5 Drama Korea Populer yang Dibintangi Lee Soo Hyuk

Produk-produk ini merupakan hasil rakitan dari komponen yang diselundupkan secara ilegal dari China, melalui Batam lalu dipasarkan di marketplace.

"@Kemendag melalui @ditjenpktn akan terus bersinergi dengan seluruh pihak dalam pengawasan barang beredar dan untuk temuan ini akan dilimpahkan kepada Aparat Penegak Hukum untuk ditindak tegas sesuai peraturan perundangan yang berlaku.
1 jam."

 

"Pabrik ponsel tersebut telah merakit sebanyak 5.100 unit ponsel dari berbagai merek, senilai Rp12 miliar," katanya.

"Kemudian juga kita temukan sebanyak 747 koli yang berupa aksesoris, kemudian 'casing', charger' senilai Rp5,54 miliar. Jadi totalnya semua kurang lebih Rp 17,6 miliar," jelas Budi dalam jumpa pers pada Rabu, 23 Juli 2025.

Baca Juga: KPK Usut Keterkaitan Perusahaan Herman Hery dengan Dugaan Korupsi Bansos Presiden di Kemensos

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB