KONTEKS.CO.ID - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mencapai swasembada energi dalam waktu lima hingga enam tahun ke depan.
Pernyataan itu disampaikan saat meresmikan groundbreaking proyek ekosistem baterai kendaraan listrik (EV) terbesar se-Asia, yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat, Minggu 29 Juni 2025.
“Lima tahun, paling lambat enam tahun, kita bisa swasembada energi. Dan salah satu jalan menuju swasembada energi adalah listrik dari tenaga surya. Kuncinya adalah baterai,” kata Prabowo dalam pidatonya.
Baca Juga: Ridwan Kamil Mesra Bareng Atalia Usai Gugat Lisa Mariana Rp105 Miliar, Netter: Samawa Lovebird
Menurut Presiden, proyek pengembangan sel baterai berkapasitas 15 GWh ini menjadi katalis penting dalam akselerasi energi terbarukan Indonesia. “Bangsa kita sungguh-sungguh bisa swasembada energi. Hitungan saya, tidak lama,” tambahnya.
Investasi Rp96 Triliun, Enam Proyek Hulu-Hilir
Proyek ekosistem baterai ini melibatkan total investasi senilai USD5,9 miliar atau sekitar Rp 96,04 triliun dan terbagi dalam enam usaha patungan (Joint Venture/JV) dari hulu hingga hilir:
Sektor Hulu:
JV 1 – Tambang Nikel PT Sumberdaya Arindo (SDA)
Produksi 13,8 juta WMT nikel, saham: Antam 51%, CBL 49%. Sudah berproduksi sejak 2023.
JV 2 – Smelter RKEF PT Feni Haltim (FHT)
Kapasitas 88.000 ton refined nickel alloy/tahun, saham: CBL 60%, Antam 40%. Mulai produksi 2027.
Baca Juga: Kementerian Lingkungan Hidup Segel Pabrik Peleburan Aluminium di Cikarang, Diduga Cemari Udara
JV 3 – Smelter HPAL PT Nickel Cobalt Halmahera
Kapasitas 55.000 ton MHP/tahun, saham: CBL 70%, Antam 30%. Produksi ditargetkan 2028.
Sektor Hilir:
JV 4 – Proyek Material Baterai
Kapasitas 30.000 ton lithium hydroxide/tahun. Saham: CBL 70%, IBC 30%. Target produksi: 2028.
JV 5 – Proyek Sel Baterai PT CATIB
Kapasitas total 15 GWh/tahun di Karawang dan AIH. Fase 1 (6,9 GWh) ditargetkan beroperasi 2026, Fase 2 (8,1 GWh) tahun 2028. Saham: CBL 70%, IBC 30%.
JV 6 – Proyek Daur Ulang Baterai
Lokasi Halmahera Timur, kapasitas 20.000 ton logam/tahun. Saham: CBL 60%, IBC 40%. Produksi dijadwalkan mulai 2031.
Baca Juga: Rombak Direksi, Indofarma Angkat Sahat Sihombing Jadi Direktur Utama Baru