ekonomi

Analisis Bloomberg Sebut Emas Kembali Bersinar, Bitcoin Diprediksi Anjlok ke USD40 Ribu

Senin, 23 Juni 2025 | 22:10 WIB
Konflik di Timur Tengah yang melibatkan Israel, AS, dan Iran diprediksi memengaruhi nilai emas dan bitcoin. (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Arah pasar aset global menunjukkan pergeseran signifikan pada pertengahan tahun 2025. Analis senior Bloomberg Intelligence, Mike McGlone, menyebut Bitcoin mulai kehilangan daya tarik sebagai aset lindung nilai, sementara emas diperkirakan kembali menjadi pilihan utama investor di tengah gejolak pasar.

Dalam laporan terbaru yang dikutip Bloomberg, McGlone menyatakan bahwa valuasi Bitcoin telah menyentuh titik jenuh, dengan rasio harga Bitcoin terhadap emas mencapai level 33:1 pada Mei 2025. Ia menilai, kondisi ini menjadi indikasi kuat bahwa Bitcoin berada dalam fase koreksi setelah reli besar pada awal tahun.

“Tren deflasi global setelah lonjakan inflasi mendorong investor kembali ke aset tradisional yang lebih stabil seperti emas,” kata McGlone.

Baca Juga: Suga BTS Donasi Rp59 Miliar untuk Autisme, Terbesar dalam Sejarah Idol K-Pop!

Prediksi Harga Ekstrem

McGlone memproyeksikan harga emas bisa melambung hingga USD4.000 per ons, sementara harga Bitcoin diperkirakan akan turun drastis ke level USD40.000 titik harga yang terakhir tercatat pada tahun 2023. Saat ini, harga Bitcoin masih bertahan di kisaran USD105.380, dengan volume transaksi harian mencapai USD43,5 miliar.

Ia menegaskan bahwa kinerja Bitcoin mulai tertinggal dari emas sejak awal kuartal kedua 2025, seiring dengan meningkatnya ketidakpastian global dan kecenderungan investor menghindari risiko tinggi.

Data On-Chain: Tekanan Jual Masih Rendah

Meskipun demikian, data on-chain menunjukkan bahwa pasokan Bitcoin yang dimiliki oleh investor jangka panjang (Long-Term Holder Supply) masih berada dalam tren akumulatif. Grafik dari Bitbo mencatat bahwa belum terjadi distribusi massal yang biasanya menandakan puncak siklus.

Baca Juga: Perang Dunia III di Depan Mata, Prabowo Kumpulkan Menteri dan Panglima TNI di Hambalang

Artinya, mayoritas investor jangka panjang masih memegang posisi mereka dan belum mengambil keuntungan besar. Ini menandakan bahwa tekanan jual dari kelompok ini masih rendah, memberi peluang stabilisasi harga dalam waktu dekat.

Di sisi lain, beberapa analis tetap optimistis terhadap masa depan Bitcoin. JPMorgan memproyeksikan bahwa Bitcoin masih bisa mengungguli emas di paruh kedua 2025, dengan asumsi tekanan makro dan teknikal mulai mereda.

Sementara itu, Tom Lee dari Fundstrat menyebut adopsi kripto yang terus berkembang dan siklus pasar yang teratur masih akan mendorong harga Bitcoin lebih tinggi. Jurrien Timmer dari Fidelity bahkan menyebut Bitcoin sebagai “store of value” modern yang bisa menggantikan peran emas dalam jangka panjang.

Baca Juga: Kapan Lowongan Koperasi Desa Merah Putih Dibuka? Ini Fakta dan Bocorannya

Namun demikian, McGlone mengingatkan agar investor berhati-hati. Ia menilai bahwa antusiasme pasar saat ini belum sepenuhnya ditopang oleh fundamental yang solid, terutama di tengah gejolak geopolitik dan kebijakan moneter global yang masih agresif.

“Level USD100.000 bisa menjadi batas atas alami bagi Bitcoin dalam waktu dekat. Ini saatnya kembali menimbang ulang portofolio investasi dengan mempertimbangkan stabilitas,” ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB