KONTEKS.CO.ID - Industri kopi global tengah menghadapi tekanan berat. Data terbaru dari International Coffee Organization (ICO) menunjukkan ekspor semua bentuk kopi dari seluruh dunia pada April 2025 turun 5,5 persen menjadi 11,43 juta kantong.
Jumlah ini merosot dari 12,09 juta kantong pada April tahun sebelumnya.
Secara kumulatif, ekspor sejak awal tahun tercatat sebesar 78,51 juta kantong, menurun dibandingkan 81,39 juta kantong pada periode yang sama tahun 2024.
Penurunan ini mencerminkan dinamika produksi, cuaca ekstrem, serta perubahan dalam pasar global, termasuk tingginya harga dan kebijakan tarif dari negara importir utama.
Baca Juga: Umar Patek, Mantan Terpidana Bom Bali Kini Buka Kafe Kopi Ramu
Amerika Selatan menjadi satu-satunya kawasan yang mengalami penurunan ekspor, dengan volume turun drastis 28,4 persen menjadi 3,71 juta kantong.
Ini adalah bulan keenam berturut-turut kawasan ini mengalami kontraksi.
Penurunan tajam terutama terjadi di Brasil, eksportir kopi terbesar dunia, yang hanya mengirimkan 2,81 juta kantong, turun 34,1 persen dibanding April 2024.
Fenomena ini sebagian dipicu oleh efek basis dan gangguan logistik.
Baca Juga: Indonesia Berambisi Salip Vietnam sebagai Produsen Kopi Terbesar Kedua di Dunia
Sebaliknya, Asia dan Oseania mencatatkan pertumbuhan ekspor sebesar 8,3 persen, dari 3,82 juta menjadi 4,14 juta kantong.
Dua negara yang mendominasi lonjakan ini adalah Vietnam, dengan ekspor naik 9,5 persen menjadi 2,84 juta kantong, dan Indonesia, yang mencatat kenaikan signifikan sebesar 39,1 persen menjadi 0,56 juta kantong.
Pertumbuhan ini didorong pelepasan stok, terutama kopi jenis Robusta, sebagai respons terhadap harga dunia yang melonjak.
Vietnam, yang menyumbang sekitar 15 persen pasokan kopi global, diperkirakan tetap menjadi penggerak utama pasar, meski harus menghadapi tantangan kekeringan dan biaya logistik.