ekonomi

Dividen BTN Ditekan, Laba Ditahan! Tanda Krisis di Perbankan?

Rabu, 26 Maret 2025 | 17:50 WIB
Gedung BNI. (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BTN memutuskan untuk menahan sebagian besar laba bersihnya di tahun buku 2024.

Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) yang digelar Rabu, 26 Maret 2025, manajemen BTN hanya membagikan Rp751,83 miliar atau 25 persen dari laba bersih sebagai dividen tunai.

Dengan keputusan ini, pemegang saham BTN akan menerima Rp53,57 per saham. Sementara itu, Rp2,25 triliun atau 75 persen laba bersih akan masuk sebagai saldo laba ditahan, guna memperkuat modal perseroan.

Baca Juga: MR DIY Indonesia Melesat: Laba 2024 Meroket 205 Persen, Ekspansi Agresif Berlanjut

Keputusan ini diambil di tengah penurunan laba bersih BTN sepanjang 2024. Bank spesialis kredit pemilikan rumah (KPR) ini mencatatkan laba bersih Rp3,01 triliun, turun 14,1 persen secara tahunan (yoy) dari Rp3,5 triliun pada 2023.

Penyebab utama kemerosotan ini adalah lonjakan beban bunga yang naik 21,9 persen menjadi Rp17,84 triliun, seiring dengan tingginya suku bunga perbankan.

Tekanan Global, BTN Perkuat Cadangan Kerugian

Meski mencatatkan perlambatan laba, BTN tetap optimistis menatap 2025. Dalam Rencana Bisnis Bank (RBB), BTN menargetkan pertumbuhan laba double digit di kisaran 10-15 persen.

Baca Juga: Profil Mia Amiati, Kajati Jatim yang Diangkat sebagai Komisaris Independen Bank Mandiri

Untuk menghadapi tekanan ekonomi global, perseroan mulai meningkatkan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Per Januari 2025, BTN telah meningkatkan pencadangan sebesar 27,56 persen (yoy).

Langkah ini dilakukan guna mengantisipasi potensi risiko kredit macet, meskipun bank tetap mencatatkan pertumbuhan bisnis. Penyaluran kredit mencapai Rp356,99 triliun per akhir Januari 2025, naik 7,1 persen (yoy) dibandingkan Rp333,28 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Kinerja BTN Syariah juga moncer. Unit usaha ini mencatat pembiayaan Rp44,5 triliun, melonjak 18 persen (yoy). Pertumbuhan ini mencerminkan minat masyarakat terhadap KPR berbasis syariah yang terus meningkat.

Dana Pihak Ketiga Mengalir, Tapi NII Menyusut

Di sisi lain, Dana Pihak Ketiga (DPK) BTN juga tumbuh lebih tinggi dibanding kredit. DPK mencapai Rp 374 triliun per akhir Januari 2025, naik 8,7 persen (yoy).

Baca Juga: BNI Umumkan Susunan Komisaris dan Direksi Baru, Ini Daftarnya!

Namun, kenaikan DPK ini tidak cukup untuk mengimbangi tekanan margin bunga. Pendapatan bunga BTN per Januari 2025 tercatat Rp2,36 triliun, turun dari Rp2,63 triliun pada Januari 2024.

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB