ekonomi

Gawat! Rupiah Tembus Rp16.611 Per 1 USD, Krisis Moneter Kembali Menghantui?

Rabu, 26 Maret 2025 | 16:00 WIB
Ilustrasi rupiah. (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - Nilai tukar rupiah kembali terjerembab. Pada perdagangan Selasa, 26 Maret 2025, rupiah ditutup di level Rp16.611 per dolar AS, titik terlemah sejak krisis moneter 1998.

Tekanan terhadap rupiah ini bukan tanpa alasan.

Menurut Global Markets Economist Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, permintaan terhadap dolar AS bakal kembali meningkat pada April mendatang.

Hal itu seiring dengan gelombang pembayaran dividen kepada investor asing.

Baca Juga: Petugas Palang Pintu Kereta Lalai, KA Batara Kresna Tabrak Mobil, Empat Pemudik Tewas

"Biasanya, pembayaran dividen dari perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) terjadi pada periode April hingga Juni," ujar Myrdal kepada B Universe, Rabu, 26 Maret 2025.

Tekanan Rutin di Akhir Bulan

Tak hanya itu, Myrdal juga mencatat bahwa setiap pekan keempat dalam sebulan, permintaan dolar cenderung melonjak.

Pasalnya, banyak perusahaan yang harus memenuhi kewajiban pembayaran bunga utang atau biaya impor.

Baca Juga: Petugas Palang Pintu Kereta Lalai, KA Batara Kresna Tabrak Mobil, Empat Pemudik Tewas

Namun, meski tengah dalam tekanan, ia tetap optimistis rupiah bisa bertahan. Salah satu penopangnya adalah neraca perdagangan yang terus mencetak surplus.

Pada Februari 2025, surplus tercatat sebesar USD3,12 miliar, dengan nilai impor USD18,86 miliar dan ekspor USD21,98 miliar.

"Secara kualitas perdagangan, Indonesia tidak ada masalah."

"Bahkan dari sisi investasi asing, beberapa sektor seperti hilirisasi, industri manufaktur makanan dan minuman, serta sektor yang terkait program Astacita pemerintah masih menarik bagi investor global," jelasnya.

Baca Juga: Tak Terima Kalah dari Indonesia, Pelatih Bahrain Klaim Timnya Pantas Imbang

Halaman:

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB