KONTEKS.CO.ID – Pergerakan mata uang Asia terhadap dolar AS (Amerika Serikat) pada Selasa 23 April 2024 menunjukkan tren yang beragam, dengan mayoritas mata uang menguat.
Dilansir dari Refinitiv pada pukul 09:01 WIB, beberapa mata uang Asia ini mengalami apresiasi, seperti yen Jepang yang menguat 0,08 % dan peso Filipina yang menguat 0,1 % terhadap dolar AS.
Namun, tidak semua nilai tukar mata uang Asia mengalami penguatan terhadap dolar AS. Rupiah Indonesia, yuan China, dan beberapa mata uang lainnya justru mengalami pelemahan.
Rupiah Indonesia terdepresiasi sebesar 0,03 %, sementara yuan China mengalami penurunan 0,03 %.
Performa Nilai Tukar Mata Uang Asia terhadap Dolar AS:
Simak berikut performa nilai tukar mata uang Asia terhadap Dolar AS pada Selasa, 23 April 2024.
- Peso Filipina : 0.10 %
- Yen Jepang : 0.08 %
- Won Korea Selatan : 0.03 %
- Rupee India : 0.01 %
- Ringgit Malaysia : − 0.02 %
- Yuan China : − 0.03 %
- Rupiah Indonesia : − 0.03 %
- Baht Thailand : − 0.08 %
Sementara itu, indeks dolar AS (DXY) relatif stabil di angka 106,09, menunjukkan posisi konsolidasi yang sudah berlangsung sejak 15 April 2024 atau sekitar satu minggu yang lalu.
Kondisi ini terjadi di tengah penilaian pelaku pasar terkait deeskalasi konflik Timur Tengah, terutama antara Iran dan Israel.
Pejabat Iran telah membenarkan adanya ledakan di wilayah Isfahan, tetapi mengklaim bahwa insiden tersebut adalah “serangan yang dilakukan oleh penyusup, bukan oleh Israel”.
Pekan sebelumnya, Israel dilaporkan melakukan serangan terhadap sejumlah pangkalan Iran, termasuk pangkalan nuklir Isfahan.
Namun, optimisme terkait deeskalasi meningkat setelah pejabat senior Iran menegaskan kepada Reuters bahwa tidak ada rencana untuk menanggapi Israel atas insiden tersebut, menunjukkan sikap Iran yang tidak ingin membalas.
Meskipun Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir – Abdollahian menyatakan ada serangan, namun tidak ada kerusakan atau korban jiwa yang tercatat.
Hal ini mereka sampaikan kepada utusan negara-negara Muslim di New York dan terkutip oleh media Iran.***
Baca berita pilihan konteks.co.id lainnya di:
"Google News"