• Minggu, 21 Desember 2025

Mega Smelter Freeport Rp60 Triliun Siap Beroperasi di Gresik, Ekspor Tembaga Menunggu Izin

Photo Author
- Rabu, 19 Februari 2025 | 14:39 WIB
PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 2023 menganggarkan dana Rp 70 triliun.
PT Freeport Indonesia (PTFI) pada 2023 menganggarkan dana Rp 70 triliun.

KONTEKS.CO.ID - PT Freeport Indonesia (PTFI) mengungkapkan bahwa pembangunan smelter tembaga di Manyar, Gresik, Jawa Timur, telah menelan biaya lebih dari USD4 miliar atau sekitar Rp60 triliun.

Fasilitas ini diklaim sebagai single line smelter terbesar di dunia, dengan kapasitas pemurnian 1,7 juta ton konsentrat tembaga per tahun.

Presiden Direktur PTFI, Tony Wenas, mengatakan bahwa dengan adanya smelter Manyar dan smelter PT Smelting Gresik, total kapasitas pemurnian tembaga di Indonesia akan mencapai 3 juta ton per tahun.

Baca Juga: Ekonomi AS Terancam! Panic Buying dan Inflasi Jadi Efek Domino Kebijakan Tarif Donald Trump

"Total kumulatif biaya yang kami keluarkan untuk pembangunan fasilitas ini yaitu sekitar 4 miliar dolar lebih atau 60-an triliun lebih," ujar Tony dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi XII DPR RI, Rabu, 19 Februari 2025.

Tambahan PMR: Target Produksi 60 Ton Emas per Tahun

Tak hanya smelter tembaga, Freeport juga membangun fasilitas Precious Metal Refinery (PMR) untuk memurnikan logam berharga seperti emas dan perak. PMR ini diproyeksikan mampu menghasilkan:

  • 50–60 ton emas per tahun
  • Lebih dari 200 ton perak per tahun
  • 30 kg platinum per tahun
  • 375 kg palladium per tahun
  • Mineral tambahan seperti selenium dan bismut

"Di lokasi tersebut, kami membangun Precious Metal Refinery yang merupakan fasilitas pemurnian logam mulia untuk memurnikan lumpur anoda menjadi emas, perak, dan beberapa mineral ikutan lainnya," jelas Tony.

Baca Juga: Jangan Ditiru! Aksi Berbahaya Pengunjung Taman Safari Indonesia Keluyuran dan Keluar dari Mobil di Area Satwa Lepas

Pembangunan smelter ini merupakan bagian dari kebijakan hilirisasi industri tambang, yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk mengolah hasil tambangnya di dalam negeri sebelum diekspor.

Namun, proyek ini sempat terhambat akibat insiden kebakaran pada Oktober 2024, yang berdampak pada terhentinya ekspor konsentrat tembaga Freeport.

Saat ini, pemerintah tengah mempertimbangkan relaksasi ekspor konsentrat secara bertahap, sembari menunggu penyelesaian pembangunan dan operasional penuh smelter Manyar. ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Jimmy Radjah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X