KONTEKS.CO.ID - Apindo kembali menyalakan alarm soal rendahnya penyerapan tenaga kerja, terutama di kalangan Gen Z yang hingga kini masih mencatat tingkat pengangguran tinggi menjelang 2026.
Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) itu menyebut angka pengangguran muda tetap berada di sekitar 17 persen dan menjadi tantangan besar bagi pemerintah maupun dunia usaha.
Dalam konteks ketenagakerjaan yang biasanya dihitung adalah Gen Z usia produktif, yaitu 18–28 tahun (per 2025).
Baca Juga: G-Dragon Resmi Jadi Mata Kuliah di USC AS, K-pop Naik Level, Catat Sejarah Baru
“Pengangguran usia muda masih cukup tinggi, sekitar 17 persen. Ini akan menjadi pekerjaan rumah kita pada 2026,” kata Bob Azam, Kepala Bidang Ketenagakerjaan Apindo, awal pekan ini.
Bob menjelaskan sebagian besar pengangguran berasal dari lulusan sekolah menengah atas, yang mencapai sekitar 8 hingga 9 persen.
Sementara, lulusan sekolah dasar hanya berkontribusi sekitar 2 persen.
Baca Juga: Pontjo Sutowo Menang di PTUN: Polemik Hotel Sultan Berbalik Arah
“Mereka yang hanya berpendidikan sekolah dasar cenderung tidak terlalu selektif, biasanya mengambil pekerjaan apa pun yang tersedia,” ujarnya.
Ia menekankan perlunya mendorong investasi yang mampu menyerap tenaga kerja berpendidikan menengah hingga tinggi.
Namun Bob mengingatkan kapasitas penyerapan tenaga kerja oleh investasi terus menurun.
Baca Juga: Pemprov DKI Tanggung Seluruh Biaya Pemakaman Korban, Pramono Soroti Keamanan Gedung Terra Drone
“Pada 2013, investasi Rp1 triliun bisa menyerap sekitar 4.500 pekerja,” katanya.
“Pada 2025, jumlahnya hanya 1.364. Ini menunjukkan investasi makin padat modal.”
Artikel Terkait
Geliat Ekonomi yang Diklaim Purbaya Belum Sentuh Anak Muda, Angka Pengangguran Gen Z Tetap Tinggi
Prabowo Fokus Tekan Pengangguran RI 2025: Strategi Kabinet ala Tim Sepak Bola dan Pelajaran dari Jerman
BPS: Jumlah Pengangguran di Indonesia Turun Tipis Sekitar 4.000 Orang per Agustus 2025
Jakarta Berhasil Tekan Pengangguran, Ini Kuncinya
Purbaya Siapkan Meja Pengaduan untuk Pengusaha, Apindo Harap Jadi Solusi Konkret Masalah Investasi