KONTEKS.CO.ID - Bursa kripto terkemuka di Indonesia, Indodax, menuai sorotan tajam setelah dituding melakukan perdagangan token tanpa didukung likuiditas yang memadai.
Dugaan ini mencuat lewat serangkaian unggahan di akun Instagram @setiawanmuliaa pada Jumat, 31 Oktober 2025.
Dalam unggahannya, akun tersebut memaparkan kronologi yang menyoroti kejanggalan pada token BOTX (BotXcoin).
Baca Juga: Dukung Program Kepemilikan Saham Karyawan, BRI Bakal Buyback Saham Sebelum Maret 2026
Menurut unggahan itu, masalah bermula pada 11 September 2024, ketika Indodax diduga mengalami peretasan yang menyebabkan 68.350.000 token BOTX dicuri. Peretasan ini menyisakan likuiditas BOTX di Indodax hanya 299.783 token.
Meskipun likuiditas diduga sangat tipis, akun @setiawanmuliaa menuding Indodax tetap memperdagangkan BOTX dalam volume yang jauh lebih besar dari jumlah aset yang dimiliki.
"Tapi Indodax jualan botx banyak banget, ini yg kena pasal, ga punya barang tapi jualan," tulis akun tersebut dalam salah satu gambar. "Apakah boleh memperdagangkan token tanpa adanya likuiditas!?".
Kejanggalan berlanjut pada 25 Mei 2025, saat BOTX tiba-tiba masuk dalam status maintenance tanpa alasan yang jelas.
Akun tersebut mengklaim maintenance ini adalah yang terlama di Indodax dan menudingnya sebagai cara untuk mencegah trader melakukan penarikan (withdrawal).
Puncak kontroversi terjadi pada 31 Oktober 2025, ketika Indodax mengumumkan akan melakukan delisting (penghapusan) token BOTX.
Baca Juga: Prabowo Sebut Judi Online Rugikan Indonesia Rp133 Triliun, Serukan Kerja Sama Internasional
Berdasarkan Surat Keputusan Direksi CFX (Bursa Berjangka Kripto) tertanggal 30 Oktober 2025, Indodax mengumumkan perdagangan BOTX/IDR akan dihapus pada 4 November 2025.
Namun, yang menjadi sorotan utama adalah poin pengumuman yang melarang deposit maupun withdrawal BOTX mulai 31 Oktober 2025. Hal ini dinilai paling aneh karena trader tidak diberi kesempatan untuk memindahkan aset mereka.
Artikel Terkait
Tegaskan Pelopor Layanan Keuangan Digital, BRI Luncurkan Kartu Debit Co-Branding BRI X INDODAX
Didukung Rencana Super App dari Telegram, Token Kripto TON Dinilai Kalimasada Masih Undervalued
Tragedi Kripto, Influencer Ukraina Tewas di Lamborghini saat Pasar Ambruk
Haji Isam dan Happy Hapsoro Terjun ke Bursa Kripto? OJK Konfirmasi Pengajuan Izin, CFX Kini Bukan Lagi Pemain Tunggal!
Soroti Adopsi Kripto di RI Peringkat 7 Dunia, BI Siapkan Tandingan Lewat Rupiah Digital Model Stablecoin