Ini menunjukkan bahwa upaya perusahaan untuk mempertahankan pertumbuhan di berbagai lini bisnisnya membutuhkan ongkos yang semakin besar.
Dari sisi neraca keuangan, sinyal yang lebih mengkhawatirkan bagi investor terlihat jelas. Meskipun total aset perusahaan berhasil dibukukan naik menjadi Rp17,53 triliun, namun pertumbuhan aset ini dibarengi dengan lonjakan utang yang jauh lebih cepat.
Baca Juga: Media Inggris Mengulas IKN Nusantara Dibayangi Kekhawatiran Jadi ‘Kota Hantu’
Total liabilitas (utang) Blibli melonjak drastis dari Rp6,35 triliun di 2024 menjadi Rp8,41 triliun di 2025.
Konsekuensi langsung dari membengkaknya utang sementara perusahaan masih merugi adalah tergerusnya modal bersih perusahaan.
Total ekuitas (Equity) Blibli yang mencerminkan nilai bersih perusahaan bagi pemegang saham tercatat mengalami penurunan.
Nilai ekuitas menyusut dari Rp 9,81 triliun pada September 2024 menjadi Rp9,12 triliun pada September 2025, menunjukkan bahwa nilai perusahaan bagi investor terkikis oleh kombinasi utang yang menumpuk dan kerugian yang terus berlanjut.***
Artikel Terkait
Daftar Promo Merdeka 2023: Diskon Tokopedia, Blibli, Shopee
Solusi Retur Instan Blibli Gunakan Kecanggihan AI dan Teknologi ML, Pelangan Gembira!
Blibli Rampungkan Pembelian Saham Dekoruma Senilai Rp1,16 Triliun
Demi Bumi yang Nyaman, Blibli Tiket Action dan Ecoxyztem Gelar Langkah Membumi Festival
Blibli Tiket Action-Ecoxyztem Buka Langkah Membumi Festival: Ajak Masyarakat Jaga Lingkungan Dimulai dari Aktivitas Sehari-hari