KONTEKS.CO.ID – Indonesian Youth Council for Tactical Changes (IYCTC) menilai langkah Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa menunda menaikkan cukai rokok bukan strategi bijak.
"Alasan Pak Purbaya karena mengkhawatirkan ‘rokok ilegal’ sebenarnya tidak bisa dijadikan kambing hitam untuk menunda kenaikan cukai," kata Daniel Beltsazar Jacob, Advocacy Lead IYCTC di Jakarta, Selasa, 30 September 2025.
Ia menegaskan, bukti global menunjukkan bahwa rokok ilegal jauh lebih dipengaruhi kelemahan penegakan hukum, rantai suplai gelap, dan kolusi pemain nakal.
"Bukan sekadar tarif cukai yang tinggi," ujar Daniel.
Solusinya, kata dia, adalah perkuat Bea Cukai dalam track and tracing dan alokasi strategis DBHCHT untuk operasi penertiban dan penegakan hukum di daerah.
Daniel menyampaikan, keputusan Purbaya yang tampak “ramah industri” ini sudah terlihat di pasar modal, saham-saham emiten tergolong melonjak seolah menandakan suatu kelegaan dari para investor.
"Data media finansial mencatat bahwa sejak pengumuman kebijakan ini, saham GGRM, HMSP, dan ITIC melonjak hingga ratusan persen dalam sebulan terakhir," katanya.
Menurut Daniel, reaksi pasar itu adalah alarm. Kalau pasar bereaksi positif terhadap keputusan ‘cukainya tidak naik’, itu artinya industri rokok sangat diuntungkan.
"Yang rugi ya masyarakat yang kecanduan, apalagi anak dan remaja yang akan menanggung beban kesehatan di masa yang akan datang," ujarnya.
IYCTC menyayangkan Purbaya tampaknya belum memiliki kekhawatiran yang mendalam terhadap anak-anak Indonesia yang menjadi target pasar industri rokok.***
Artikel Terkait
Di Depan Produsen, Menkeu Purbaya Sebut Batal Turunkan Tarif Cukai Rokok
Keputusan Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok Kontraproduktif dan Proindustri Rokok
FKBI Desak Purbaya Naikkan Cukai Rokok, Ini Alasannya
Berbagai Elemen Kirim Papan Bunga Protes Purbaya Tak Naikkan Cukai Rokok
Soroti Alasan Purbaya, IYCTC: Kenaikan Cukai Rokok Tak Terkait PHK