KONTEKS.CO.ID - Di sebuah desa di Pulau Sulawesi yang hijau dan berbukit, berdiri rumah megah yang menjadi bukti dari perdagangan yang tak terduga: kumbang.
“Berkat serangga yang saya kirim ke Jepang, saya bisa membangun rumah ini,” kata Ali, pengusaha kecil yang sukses mengubah hidupnya dan komunitasnya lewat ekspor kumbang, seperti dikutip dari Asahi.
Ali membeli kumbang badak dan tanduk dari petani lokal untuk kemudian dikirim ke Jepang melalui eksportir berlisensi.
Baca Juga: ICW Desak Pemerintah Audit Total Program MBG
Bisnis ini memberinya keuntungan besar sekaligus membuka sumber pendapatan baru bagi warga desa, yang dulunya hanya bergantung pada hasil tani.
Kumbang-kumbang ini, yang dianggap hama di kampung halaman, ternyata menjadi barang koleksi bernilai tinggi di Jepang.
Anak-anak hingga kolektor rela membayar mahal untuk mendapatkan serangga berlapis cangkang mengilap ini.
Baca Juga: Messi Beri Ucapan Selamat untuk Dembele Usai Sabet Ballon d'Or 2025
Namun, di balik keuntungan ekonomi, konservasionis memperingatkan risiko serius.
Panen kumbang tanpa kendali dikhawatirkan dapat menurunkan populasi alami dan mengganggu keseimbangan ekosistem hutan Sulawesi.
Ali, yang sudah lebih dari dua dekade bergelut dalam perdagangan ini, mengaku hidupnya berubah drastis.
Baca Juga: Ginting Lolos ke Babak Kedua Korea Open 2025 Usai Kalahkan Yoshi Tanaka
“Dengan kumbang saya bisa bangun rumah dan sekolahkan anak-anak,” ujarnya.
Rumahnya di pegunungan Sulawesi Selatan bahkan dihiasi lambang kumbang tanduk, dijuluki warga sebagai “istana kumbang.”
Artikel Terkait
Hama Nematoda dan Pengaruhnya Terhadap Tanaman Kopi yang Wajib Diketahui
7 Hama yang Sering Menyerang Tanaman Cabai
9 Penyakit yang Menyerang Tumbuhan Akibat Ulah Hama
Heboh, Kawasan Inti IKN Diserang Hama Tikus saat Libur Lebaran 2025
Macan Kumbang Jawa Terekam Kamera di Gunung Lawu, Ini Penampakannya