• Senin, 22 Desember 2025

Purbaya Ungkap Uang Rp425 Triliun yang Mengendap di BI Jadi Penyebab Orang Susah Cari Kerja  

Photo Author
- Rabu, 10 September 2025 | 17:37 WIB
Menkeu Purbaya sebut uang mengendap di Bank Indonesi penyebab orang susah cari kerja (presidenri.go.id)
Menkeu Purbaya sebut uang mengendap di Bank Indonesi penyebab orang susah cari kerja (presidenri.go.id)

Kata dia, BI cukup mendukung langkah fiskal yang akan ditempuh Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

Dia meyakini, upaya tersebut akan kembali menghidupkan perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Telkomsel, Nuon, dan Bango Hadirkan Akses Microsoft PC Game Pass yang Terjangkau dan Praktis bagi Gamer Indonesia

Nantinya, langkah tersebut akan direplikasi jika hasil percobaan pertama ini signifikan.

Menurut Purbaya, pengendapan uang seperti ini pernah terjadi di masa pemerintahan Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi).

Saat itu, pertumbuhan uang yang beredar (uang MO) di masyarakat hanya di kisaran 7 persen. Bahkan, kata dia, pernah tidak tumbuh sama sekali dalam dua tahun.

Saat masih menjadi deputi di Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Purbawa menyebut dipanggil Jokowi untuk membantu menyelesaikan masalah tersebut.

Dia kembali mengaku kaget dengan hal itu. Pemerintah memang perlu menggenjot pertumbuhan uang M0 karena 90 persen perekonomian Indonesia ditopang oleh permintaan domestik.

Baca Juga: Pertamina Mulai Bangun Pabrik Hidrogen Hijau di Ulubelu Lampung

"Begitu 2020 saya diminta bantu, saya kaget, 'Kenapa begini Pak (Jokowi)? Bapak bangun apa-apa mati-matian pun nggak bisa, karena mesin ekonomi kita pincang'. Hanya pemerintah yang jalan, sedangkan 90 persen berhenti atau diperlambat," tuturnya.

Permasalahan demonstrasi besar-besaran beberapa waktu terakhir, kata dia, juga disebabkan pertumbuhan uang beredar yang di level 0 persen alias tidak tumbuh.

Hal itu, membuat ekonomi di Indonesia melambat hingga masyarakat akhirnya merasa susah.

"Riil sektor susah, semuanya susah, keluar tagline #IndonesiaGelap. Kita semua menunjuk ini gara-gara global, padahal ada kebijakan dalam negeri yang salah juga, yang utamanya mengganggu kita karena 90 persen perekonomian kita di-drive oleh domestic demand," pungkasnya.***

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Lopi Kasim

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X