"Luka-luka The Fed saat ini sebagian besar merupakan akibat ulah mereka sendiri," ujar Warsh dalam pidatonya di sela-sela pertemuan IMF musim semi 2025 lalu. "Penyetelan ulang strategis diperlukan untuk memitigasi hilangnya kredibilitas dan dampak ekonomi yang lebih buruk bagi warga negara kita."
Pandangan reformis Warsh disebut-sebut semakin memperkuat posisinya di mata Trump, yang selama ini berambisi merombak berbagai lembaga federal yang dianggap tidak sejalan dengan visi ekonominya.
Baca Juga: Timnas Indonesia U-23 Bungkam Brunei 8-0, Vanenburg Minta Jangan Cepat Puas
Masa Depan Powell dan Kekhawatiran Independensi
Masa jabatan Jerome Powell sebagai Ketua The Fed akan segera berakhir, dan tekanan politik terhadap lembaga bank sentral kian terasa. Trump sebelumnya sempat menyesali keputusannya menunjuk Powell pada 2017, dan kali ini ia tidak ingin mengulang kesalahan.
“Jika saya pikir seseorang akan mempertahankan suku bunga seperti sekarang atau bahkan tidak menurunkannya, saya tidak akan menempatkan mereka,” kata Trump pada Juni 2025.
Pernyataan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan pengamat bank sentral mengenai independensi The Fed. Meskipun Ketua The Fed hanya memegang satu dari 12 suara dalam rapat FOMC (Federal Open Market Committee), posisi tersebut tetap sangat strategis dalam membentuk arah kebijakan moneter.
Baca Juga: Presiden Prabowo Cerita Alotnya Negosiasi Kesepakatan Tarif dengan Donald Trump: Negosiator Tangguh!
Jerome Powell sendiri telah memberikan sinyal bahwa pemangkasan suku bunga bisa saja terjadi, tetapi menahan diri karena kekhawatiran inflasi yang dapat dipicu oleh kebijakan tarif tinggi Trump terhadap produk-produk China.
Namun, Warsh memandang bahwa inflasi saat ini tidak lagi menjadi ancaman utama, dan penyesuaian kebijakan moneter jauh lebih mendesak untuk menghindari kontraksi ekonomi lanjutan.
Baca Juga: Presiden Belarus Tiga Jam Ngobrol dengan Prabowo di Rumahnya, Ini yang Dibahas
Persaingan Ketat dan Kandidat Lain
Selain Warsh, nama-nama seperti Menteri Keuangan Scott Bessent, Direktur Dewan Ekonomi Nasional Kevin Hassett, dan Gubernur The Fed Christopher Waller juga mencuat sebagai kandidat pengganti Powell. Ketiganya dikabarkan juga mendukung pemangkasan suku bunga, menjadikan loyalitas terhadap kebijakan ekonomi Trump sebagai kriteria utama dalam pemilihan ketua baru.
Namun Warsh tampaknya memiliki nilai tambah: pengalaman, reformasi kelembagaan, dan kesediaan tunduk pada agenda Presiden.
Meskipun ia pernah dikritik karena sikap hawkish ekstrem pada era pasca-krisis 2008, transformasinya kini mungkin menjadi “harga politik” yang harus dibayar untuk mendapat dukungan Gedung Putih. ***
Artikel Terkait
Rupiah Naik Tipis Lawan Dolar AS, Sinyal Damai Dagang dan Potensi Pemangkasan Suku Bunga Jadi Angin Segar
Ekonom Memperkirakan Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga di 5,50 Persen
Pengamat: Peluang Kecil BI Pangkas Suku Bunga Bikin Rupiah Melemah
The Fed Tahan Suku Bunga Acuan, Rupiah Tertekan dan Potensi Melemah
Donald Trump Ingin Ganti Ketua The Fed, Serukan Pemangkasan Suku Bunga