• Minggu, 21 Desember 2025

Ternyata ini Alasan Laba Pertamina Turun 34 Persen Jadi Rp49,5 Triliun

Photo Author
- Sabtu, 14 Juni 2025 | 05:00 WIB
SPBU milik PT Pertamina (Persero) yang melayani penjualan BBM subsidi dan non-subsidi. (unsplash.com)
SPBU milik PT Pertamina (Persero) yang melayani penjualan BBM subsidi dan non-subsidi. (unsplash.com)

KONTEKS.CO.ID - PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk senilai USD3,13 miliar atau sekitar Rp49,54 triliun sepanjang tahun buku 2024.

Angka ini menurun tajam 34,38% dibanding tahun sebelumnya yang mencapai USD4,77 miliar.

Penurunan laba ini tak lepas dari penurunan sejumlah parameter kunci yang memengaruhi performa keuangan perusahaan energi pelat merah ini.

Baca Juga: Kontak Senjata, Satgas Ops Damai Cartenz-2025 Tembak Mati Anggota KKB Keponakan Egianus Kogoya

Dalam konferensi pers kinerja 2024 di Grha Pertamina, Direktur Keuangan Emma Sri Martini menjelaskan bahwa pelemahan harga minyak mentah, penguatan dolar AS terhadap rupiah, hingga penurunan crack spread menjadi faktor utama.

“Kita tetap membukukan laba USD3,13 miliar atau total sekitar Rp54,6 triliun. Ini sudah memperhitungkan impairment kilang karena crack spread-nya tidak memungkinkan positif di subholding kilang,” ujar Emma, Jumat, 13 Juni 2025.

Baca Juga: BNI Salurkan KUR Rp4,6 Triliun ke 20 Ribu UMKM, Targetkan Realisasi Penuh Rp17 Triliun Tahun Ini

Deretan Tekanan Kinerja

ICP (Indonesia Crude Price) pada 2024 tercatat turun tipis menjadi USD78,12 per barel, dari USD78,43 tahun sebelumnya. Sementara itu, rupiah terdepresiasi 5% menjadi Rp16.157 per dolar AS, dibandingkan rata-rata Rp15.439 di 2023.

Spread antara harga BBM dan minyak mentah juga merosot 18% yoy, dari USD12,04 menjadi USD9,92 per barel. Tak hanya itu, harga acuan MOGAS 90 dan MOPS Solar masing-masing turun 6% dan 8% secara tahunan.

“Jika dibandingkan dengan NOC dan IOC lain, mereka juga mencatat impairment besar, hingga USD2 miliar. Kita masih manage di USD1,4 miliar. Ini cukup manageable,” tambah Emma.

Baca Juga: IKPI Dorong Tax Amnesty Jadi Fondasi Reformasi Pajak, Bukan Sekadar Penerimaan Jangka Pendek

Kinerja Pertamina Tetap Solid

Walaupun tantangan meningkat, opini auditor atas laporan keuangan Pertamina tetap "Wajar Tanpa Pengecualian" (WTP). Menurut Emma, hal ini mencerminkan pengelolaan perusahaan yang transparan, kepatuhan pada regulasi, serta pengendalian internal yang kuat.

“Ini penting untuk menunjukkan Good Corporate Governance Pertamina. Kita tetap mendapatkan trust dari stakeholder, investor, lender, dan bondholder,” jelasnya.

Dari sisi pendapatan, Pertamina mencatatkan revenue sebesar USD75,33 miliar atau sekitar Rp1.194 triliun pada 2024. Sementara EBITDA mencapai USD10,7 miliar.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X