Sementara itu, South China Morning Post dalam laporannya menyebut fenomena gangguan ormas sebagai "naiknya kelas premanisme" di Indonesia.
Baca Juga: Kemendagri Siap Tindak Ormas yang Tak Berbadan Hukum Melalui Satgas Premanisme
Jika sebelumnya hanya menargetkan pelaku usaha kecil, kini aksi mereka disebut-sebut turut mengganggu proyek industri besar seperti BYD dan VinFast.
Isu ini pertama kali mencuat ke publik setelah Wakil Ketua MPR RI, Eddy Soeparno, mengungkap adanya gangguan dari ormas yang menyerupai aksi premanisme terhadap pembangunan fasilitas BYD.
Ia menyampaikan hal tersebut saat menjalani kunjungan kerja ke Shenzhen, Tiongkok, atas undangan Pemerintah China.
Baca Juga: Kepala Badan Gizi Nasional Komentari Pro dan Kontra soal Makan Bergizi Gratis alias MBG
“Pemerintah harus bertindak tegas. Jangan sampai investor merasa tidak mendapat jaminan keamanan saat menanamkan modalnya di Indonesia,” ujar Eddy dalam video yang diunggah di Instagram pribadinya.
Meski sempat diterpa isu miring, BYD tetap optimistis proyek mereka akan menjadi simbol kemajuan industri kendaraan listrik Indonesia dan membawa manfaat luas bagi masyarakat.***
Artikel Terkait
6 Ciri Busi Motor Akan Mati dan Harus Segera Diganti, Nomor 4 Bisa Nguras Kantong
Polytron G3 dan G3 Plus Resmi Mengaspal, Spek Mobil Listrik Pertama Indonesia Nggak 'Kalengan'
Harley-Davidson Luncurkan 7 Model Motor Terbaru 2025 di Indonesia, Ini Harganya
Pertarungan SUV Listrik 2025: Polytron G3 Tantang Chery Omoda E5 dan BYD Atto 3
JAECOO J7 SHS Segera Meluncur Juni 2025, Gandeng 33 Mitra Dealer