KONTEKS.CO.ID - Manajemen PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) mengungkapkan, per tanggal 31 Desember 2024 secara konsolidasi Perseroan mempunyai total utang alias liabilitas menembus angka Rp1.186,66 triliun.
Sekadar informasi, liabilitas bank merupakan kewajiban keuangan bank ke pihak lain khususnya simpanan nasabah.
Kewajiban itu mencakup beragam bentuk kewajiban. Antara lain, simpanan jangka pendek dan jangka panjang, obligasi serta kewajiban bank kepada pihak lainnya.
Baca Juga: Prabowo Utus Jokowi ke Pemakaman Paus Fransiskus, PDIP: Kenapa Bukan Wapres Gibran
Sederhananya, liabilitas bank ialah semua bentuk utang atau kewajiban yang harus bank bayarkan kepada pihak lain.
Rincian Utang Besar BBCA
Bank BCA menyebutkan, liabilitas giro sebannyak Rp361,88 triliun, tabungan Rp 562,09 triliun dan deposito Rp209,63 triliun. Kemudian uang elektronik sebanyak Rp1,3 triliun, serta liabilitas kepada Bank Indonesia Rp577 juta.
Selain itu, kewajiban kepada bank lain sebesar Rp3,66 triliun, liabilitas spot dan derivatif/forward Rp257,61 miliar. Kemudian kewajiban atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) senilai Rp1,33 triliun.
Baca Juga: Viral Skandal Dugaan Kekerasan Pemain Sirkus, Mantan Pawang Gajah Bongkar Sifat Asli Pimpinan OCI Taman Safari
Kemudian liabilitas akseptasi Rp4,65 triliun, surat berharga yang diterbitkan Rp500 miliar, pinjaman/pembiayaan yang bank terima Rp2,24 triliun, setoran jaminan Rp275,89 miliar, liabilitas lainnya Rp38,57 triliun, dan Kepentingan non-pengendali (non-controlling interest) sebesar Rp194,467 miliar.
Meski utangnya jumbp, pada periode dan tahun yang sama bank yang baru saja membagikan deviden itu mempunyai total aset Rp1.449,3 triliun.
Kinerja Positif Perusahaan
Di sisi lain, kinerja perusahaan tergolong baik. BCA bersama anak berhasil membukukan total kredit Rp941 triliun per bulan Maret 2025. Artinya naik 12,6% secara tahunan (yoy).
Baca Juga: Tak Banyak yang Tahu, Mbok Yem Dulunya Pencari Rempah Jamu di Gunung Lawu
Naiknya angka kredit didukung ekspansi pembiayaan di banyak sektor. Belum lagi pertumbuhan pendanaan yang berkelanjutan.
Sebut saja pendanaan inti giro dan tabungan (CASA) tumbuh 8,3% yoy mencapai Rp979 triliun. Atau sekitar 82% dari total dana pihak ketiga atau DPK.
“Momentum Ramadan dan Idul Fitri tahun ini berdampak positif bagi penyaluran kredit BCA hingga Maret 2025," kata Presdir BCA, Jahja Setiaatmadja, dalam keterangan resminya, Kamis 24 April 2025.
Baca Juga: Mbok Yem dan Bagian Sejarah Gunung Lawu, Bagaimana Nasib Warungnya di Hargo Dumilah
Dijabarkan lebih lanjut, naiknya pembiayaan BCA ditopang kredit korporasi yang menanjak 13,9% yoy menjadi Rp443,4 triliun.
Sedangkan kredit komersial tumbuh 9,9% yoy mencapai Rp137,4 triliun dengan penyaluran kredit UKM tumbuh 12,9% hingga Rp124,5 triliun.
Jumlah kredit konsumer juga ikutan naik 11,3% yoy menjadi Rp225,7 triliun. Lajunya didukung KPR BCA yang naik 10,5% yoy sampai Rp135,3 triliun.
Baca Juga: Harga Emas Antam Hari ini Turun Rp22 Ribu ke Rp1.969.000 per Gram
Lalu kredit kendaraan bermotor (KKB) yang tumbuh 12,3% yoy di kisaran Rp 67,1 triliun, dan outstanding pinjaman konsumer lainnya -sebagian besar kartu kredit- naik 13,9% yoy mencapai Rp23,3 triliun.
Perseroan menyatakan penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan naik 19% yoy menggapai angka Rp235 triliun. Atau 25% dari total portofolio pembiayaan.
DPK BCA meningkat 6,5% yoy menembus Rp1.193 triliun. Dana CASA tercatat selalu kontributor utama pendanaan BCA sejalan dengan meningkatnya volume transaksi.
Baca Juga: Singapura Masih Investor Asing Terbesar Indonesia pada Kuartal I 2025, Total Rp77,6 Triliun
Frekuensi transaksi BCA secara total tumbuh 19% yoy atau mencapai 9,9 miliar. Frekuensi transaksi mobile dan internet banking BCA tembus 8,8 miliar atau naik 22,2% yoy.
Terkait segi penerimaan, pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) BCA tumbuh 7,1 persen yoy menjadi Rp 21,1 triliun.
Pendapatan BBCA selain dari bunga naik 8,1% yoy mencapai Rp6,8 triliun. Jadi total pendapatan operasional Rp27,9 triliun bertumbuh 7,4%.
Baca Juga: 3 Makanan Khas Indonesia Masuk 100 Hidangan Terbaik Dunia, Mana Favorit Kamu?
BCA juga mengungkap rasio cost to income terkelola dengan baik pada level 28,5 persen. Situasi yang sama juga terlihat di rasio loan at risk (LAR) dan NPL yang berada pada tingkat terjaga, masing-masing 6% dan 2%.
Kemudian, rasio pencadangan NPL dan LAR ada pada level solid, masing-masing 180,5% dan 66,5%. ***
Artikel Terkait
Rekening BCA Jadi Favorit Bandar Judi Online Tampung Uang Haram Judol
Bjorka is Back, Sebut Data Nasabah Bank BCA Dijual di Dark Forums: Nama, Nomor Rekening, Jumlah Saldo
M-Banking BCA Anda Terblokir? No Panik, Begini Cara Mengaktifkannya Kembali
Hari Terakhir Promo Diskon HUT BCA: Daftar Lengkap Gerai Pemberi Diskon
Cara Mudah Menukar Uang Baru untuk Lebaran di Bank BCA, BSI, Mandiri, BRI, dan Bank Indonesia