• Senin, 22 Desember 2025

Perang Dagang Amerika dan China, Harga Emas Diprediksi Terus Menguat

Photo Author
- Selasa, 15 April 2025 | 15:21 WIB
Presiden AS Donald Trump mengumumkan penjualan gold card visa atau kartu emas izin tinggal yang dibanderol mahal saat berada di Air Force One.  (X.com @anyonewantchips)
Presiden AS Donald Trump mengumumkan penjualan gold card visa atau kartu emas izin tinggal yang dibanderol mahal saat berada di Air Force One. (X.com @anyonewantchips)



KONTEKS.CO.ID
- Peneliti Pusat Kajian Ekonomi, Keuangan dan Pembangunan Universitas Binawan, Farouk Abdullah Alwyni, memperkirakan harga emas akan terus naik seiring dinamika perang dagang Amerika dan China.

Kenaikan harga emas dipengaruhi langkah China yang menarik dananya dari Treasury Bills Amerika Serikat dalam jumlah besar dan memindahkan investasinya ke emas.

Langkah tersebut bahkan disebut akan sangat mempengaruhi kenaikan harga emas yang sangat signifikan sekarang ini.

Baca Juga: Alumnus Fakultas Kehutanan UGM Jadi Saksi Terkait Skripsi dan Ijazah Jokowi yang Dituding Palsu

Menurut Farouk, langkah China juga akan mempengaruhi kondisi ekonomi global dalam jangka panjang dan pada titik tertentu akan mengubah cara investasi masyarakat.

Dari yang sebelumnya berinvestasi di instrumen keuangan dan perbankan yang berbasis 'fiat currency' (mata uang kertas) ke investasi berbasis emas.

“Pertimbangannya jika hard currency seperti dolar Amerika saja terpuruk melawan emas maka mata uang negara berkembang seperti rupiah akan lebih terpuruk lagi. Karena itu perlu ada investasi alternatif untuk mengembangkan dana yang dimiliki,” kata Farouk Abdullah dalam keterangan pada Selasa, 15 April 2025.

Baca Juga: UGM Punya Salinan Ijazah Jokowi Lulusan Fakultas Kehutanan 1985 plus Saksi 11 Teman Seangkatan

Menurut mantan Senior Officer Islamic Development Bank itu, bila tren penguatan harga emas ini terus berlangsung dalam jangka waktu lama, bukan tidak mungkin negara-negara besar akan kembali mereview emas menjadi satu standard untuk mem-back-up mata uangnya.

Hal ini pernah terjadi pada masa sebelum diakhirinya "Bretton Woods System" di tahun 1971. Emas antara tahun 1870 - 1971 adalah merupakan standard moneter internasional dalam berbagai bentuknya.

Namun, mantan Direktur Bank Muamalat Indonesia ini mengingatkan masyarakat yang ingin investasi emas agar tetap berhati-hati.

Baca Juga: Amien Rais, Roy Suryo hingga Puluhan Emak-Emak Geruduk UGM, Tuntut Bukti Keaslian Ijazah Jokowi

Ia menegaskan bahwa emas merupakan investasi jangka panjang. Keuntungannya baru dapat dirasakan dalam waktu yang lama.

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Eko Priliawito

Tags

Terkini

Stok Aman, Pemerintah Putuskan Stop Impor Beras 2026

Sabtu, 20 Desember 2025 | 15:45 WIB
X