KONTEKS.CO.ID - Bank Indonesia atau BI berkomitmen untuk menjaga stabilitas rupiah dengan mengoptimalkan strategi intervensi triple.
Ini setelah diterapkannya "tarif timbal balik" AS terhadap ekspor Indonesia, kata seorang pejabat pada Sabtu kemarin.
Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Ramdan Denny Prakoso, menjelaskan intervensi triple melibatkan intervensi di pasar spot valuta asing, pasar Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan pasar sekunder untuk surat utang pemerintah atau obligasi.
"BI tetap berkomitmen untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dengan mengoptimalkan instrumen intervensi triple," kata Prakoso yang dikutip media lokal.
Dia mencatat strategi ini bertujuan untuk memastikan kecukupan likuiditas valuta asing untuk kebutuhan perbankan dan bisnis, sekaligus menjaga kepercayaan pasar.
Prakoso menambahkan BI akan terus memantau dengan cermat perkembangan pasar keuangan global dan domestik setelah pengumuman kebijakan tarif baru AS tersebut.
Para ahli Indonesia telah mengemukakan kekhawatiran bahwa tarif timbal balik AS sebesar 32 persen terhadap produk dari Indonesia dapat semakin menekan rupiah terhadap dolar AS.***
Artikel Terkait
Tarif Trump Diduga Hasil Hitungan AI, Begini Respons Ekonom
Langkah Bijak Malaysia Hadapi Tarif Trump, Fokus Ekspor ke Negara Lain