KONTEKS.CO.ID - Sebuah pesawat kargo raksasa Rusia yang baru-baru ini tiba di Caracas, Venezuela, telah melakukan perjalanan ke sejumlah negara Amerika Latin sekutu Kremlin.
Menurut catatan penerbangan, pesawat kargo tersebut melakukan perjalanan serupa pada bulan Agustus lalu.
Pesawat Ilyushin Il-76, yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan carter kargo swasta namun berafiliasi dengan pemerintah, Aviacon Zitotrans, tiba di Ibu Kota Venezuela, Caracas, pada 26 Oktober 2025.
Baca Juga: Jalur Kirab Pemakaman PB XIII ke Imogiri, Prosesi Sakral Dimulai Pagi Ini
Catatan penerbangan terbaru menunjukkan dua hari kemudian, pesawat tersebut terbang ke Havana, Kuba, sebelum melanjutkan perjalanan ke ibu kota Nikaragua, Managua, keesokan harinya.
Kemudian pada hari yang sama, tepatnya pada 29 Oktober, pesawat yang terdaftar sebagai RA-78765 tersebut terbang kembali ke Caracas.
Pada 30 Oktober, pesawat tersebut meninggalkan Venezuela dalam perjalanan kembali ke Rusia, melalui Nouakchott, Mauritania, dan Aljir, Aljazair, dan akhirnya tiba di Sochi, lalu melanjutkan perjalanan ke Moskow.
Catatan publik tidak menjelaskan secara jelas tujuan misi ke Amerika Latin ini. Beberapa pemerintah Barat telah secara eksplisit memberikan sanksi kepada Aviacon Zitotrans dan beberapa pesawatnya atas keterlibatan mereka dalam pemindahan aset militer Rusia ke seluruh dunia.
Maskapai ini juga menyediakan penerbangan kargo carteran untuk pelanggan pribadi, meskipun bisnis tersebut telah berkurang secara signifikan setelah pengenaan sanksi terhadap Rusia.
Perusahaan tersebut tidak menanggapi permintaan komentar tepat waktu hingga berita ini diterbitkan.
Defence News melaporkan, pesawat Aviacon dan pesawat kargo serupa milik maskapai penerbangan kargo Rusia swasta namun berafiliasi dengan pemerintah lainnya memainkan peran penting dalam menghindari sanksi ketat yang dijatuhkan kepada Rusia. Terutama sejak invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022.
Armada pesawat sipil ini juga berfungsi untuk memasok ekspedisi militer Rusia di belahan Bumi selatan, khususnya Afrika, yang sebelumnya merupakan bagian dari milisi Grup Wagner yang berafiliasi dengan Kremlin sebelum dibubarkan pada 2023.