dunia

Ketegangan Memuncak: India-Pakistan Kembali Bertempur di Kashmir

Senin, 28 April 2025 | 15:06 WIB
Ketegangan yang kembali memanas antara India - Pakistan di kashmir (iStock)

KONTEKS.CO.ID - Ketegangan kembali meningkat di wilayah Kashmir, India, setelah pasukan India mengonfirmasi pembalasan tembakan dari Pakistan yang terjadi pada Minggu malam 27 April 2025, berlangsung selama malam keempat berturut-turut.

Ini terjadi pasca serangan mematikan terhadap wisatawan yang menewaskan 26 orang pada 22 April 2025.

Menurut Angkatan Darat India, serangan tanpa provokasi ini datang dari pos militer Pakistan di sepanjang perbatasan de facto pada tengah malam.

Baca Juga: Kapan Konklaf Pemilihan Paus Dimulai? Ini Perkiraannya

Meski tidak ada korban jiwa, peristiwa ini semakin memperdalam ketegangan antara dua negara bersenjata nuklir yang telah lama berseteru tentang wilayah Kashmir.

Sebagai respons terhadap serangan terhadap wisatawan yang mengejutkan dunia, India menggelar operasi besar-besaran untuk memburu militan di Kashmir yang dikuasainya.

Hingga saat ini, sekitar 1.000 rumah dan area hutan telah digeledah, dengan 500 orang ditahan untuk diinterogasi. Sembilan rumah dilaporkan telah dihancurkan.

Baca Juga: Setelah Motor Royal Enfield, KPK Sita Mobil Mercy Ridwan Kamil Terkait Dugaan Korupsi Bank BJB  

Serangan terhadap wisatawan yang menjadi yang paling mematikan dalam hampir dua dekade terakhir memicu gelombang kemarahan publik di India.

Negara ini juga menuduh Pakistan mendanai dan mendukung kelompok teror di Kashmir, meskipun Islamabad membantah keterlibatan dalam serangan tersebut.

Dalam upaya memperburuk ketegangan lebih lanjut, India menangguhkan perjanjian Indus Waters Treaty yang mengatur pembagian air Sungai Indus dengan Pakistan. Menanggapi hal ini, Pakistan menutup wilayah udaranya bagi maskapai penerbangan India.

Baca Juga: Tekiro Mechanic Competition 2025 Diikuti Lebih dari 80 Ribu Peserta dan 508 SMK Otomotif di Pulau Jawa

Namun, di tengah eskalasi ini, beberapa politisi India menyerukan agar pemerintah lebih berhati-hati dalam menangani ketegangan yang terjadi, agar tidak memperburuk situasi sosial di dalam negeri.

Omar Abdullah, mantan Kepala Menteri Jammu dan Kashmir, menegaskan bahwa serangan yang salah sasaran hanya akan menguntungkan kelompok teroris.

Halaman:

Tags

Terkini