dunia

Saat AS Mau Out, SBY Serukan Penguatan PBB di Tokyo Conference 2025

Selasa, 4 Maret 2025 | 22:10 WIB
Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY, menjadi pembicara kunci dalam Tokyo Conference 2025. (KBRI Tokyo)


KONTEKS.CO.ID - Indonesia menyerukan penguatan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) di hadapan para peserta Tokyo Conference 2025 yang berlangsung di Tokyo Prince Hotel, Selasa 4 Maret 2025.

Seruan itu disampaikan Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), saat menjadi pembicara kunci dalam Tokyo Conference 2025 bertema “International cooperation and restoration of peace”.

Pesan SBY mengemuka di saat upaya pelemahan PBB oleh Presiden AS Donald Trump dengan rencananya membawa keluar Amerika Serikat dari keanggotaan sejumlah badan otonom yang ada di PBB.

Baca Juga: Taklimat Presiden Tangani Banjir Jabodetabek: Instruksikan TNI dan Polri Terjun Langsung

Tokyo Conference adalah forum tahunan yang digelar untuk membahas persoalan global dengan mengundang para pemimpin dunia serta think tanks dari 10 negara demokrasi.

Dalam forum yang digelar oleh The Genron NPO tahun 2025 ini, penyelenggara menghadirkan beberapa pembicara lain. Misalnya, Sekjen PBB Antonio Guterres dan mantan Perdana Menteri Jepang, Fumio Kishida.

Di hadapan peserta forum, SBY menyampaikan pidato kunci tentang pentingnya penguatan kerja sama internasional.

Baca Juga: Simak Cara Lapor SPT Tahunan Tanpa Coretax dan Ketentuan Terbarunya!

“Kita hidup di dunia yang bergejolak. Dunia yang semakin terfragmentasi, ditandai dengan meningkatnya persaingan geopolitik, meningkatnya ketidakpercayaan, dan menurunnya kerja sama," katanya.

"Tahun ini menandai peringatan 80 tahun berakhirnya Perang Dunia 2, dan berdirinya Perserikatan Bangsa-Bangsa. Sudah sepantasnya kita mengingat kembali alasan didirikannya PBB," paparnya.

Menurut Yudhoyono, menjadi pekerjaan rumah semua untuk bersama mengupayakan tatanan internasional berbasis aturan. Di mana negara-negara besar dan kecil, kaya dan miskin, setara.

Baca Juga: Ratusan Gardu Distribusi Listrik Bekasi Dihentikan Sementara, Demi Keselamatan Warga Akibat Banjir

"Di mana negara-negara berkomitmen untuk menyelesaikan perselisihan mereka dengan cara damai dan tanpa menggunakan kekerasan. Di mana negara-negara saling menghormati kedaulatan dan integritas teritorial masing-masing,” paparnya.

Yudhoyono juga menyoroti kelemahan PBB yang belum mampu menghentikan kekerasan yang masih berlangsung di beberapa belahan dunia. Di antaranya, kekerasan yang diderita rakyat di Gaza dan perang di Ukraina.

“Kegagalan PBB merupakan kekalahan multilateralisme. Dan setiap keberhasilan PBB merupakan kemenangan multilateralisme. Multilateralisme berarti negara-negara bekerja sama," ucapnya.

Halaman:

Tags

Terkini