• Senin, 22 Desember 2025

IDC: Keamanan Siber Jadi Prioritas Tinggi di Asia Tenggara

Photo Author
- Senin, 7 November 2022 | 17:37 WIB
Keamanan siber tetap menjadi prioritas perusahaan di Asia Tenggara. Foto: The Verge
Keamanan siber tetap menjadi prioritas perusahaan di Asia Tenggara. Foto: The Verge


KONTEKS.CO.ID - Saat organisasi atau perusahaan di Asia Tenggara menganut pola pikir digital-first, keamanan siber tetap menjadi area investasi prioritas tinggi bagi sebagian besar bisnis di kawasan ini.





Temuan dari IDC Asia/Pacific Security Sourcing Survey 2022 baru-baru ini menunjukkan keamanan siber sebagai area investasi penting bagi organisasi di Asia Tenggara. Fitur ini mereka cari dari penyedia pihak ketiga.





"Adopsi alat digital dan modernisasi aplikasi bisnis dan infrastruktur terdistribusi telah menjadi ciri era digital-first, yang juga secara signifikan meningkatkan permukaan serangan untuk ancaman dunia maya. Dengan demikian, bisnis Asia Tenggara akan beralih ke mitra keamanan tepercaya untuk mendapatkan saran, implementasi, dan manajemen operasi keamanan untuk meningkatkan postur keamanan mereka," ungkap James Sivalingam, Manajer Program Senior di IDC Asia/Pasifik dalam keterangannya yang diterima KONTEKS.CO.ID, Senin, 7 November 2022.





Menurut survei yang sama, keamanan jaringan muncul sebagai fokus keamanan teratas di antara bisnis Asia Tenggara. Ketika organisasi mengadopsi pengaturan TI yang lebih terdistribusi dan beragam, keamanan jaringan menjadi keharusan yang kritis.





Hal ini diikuti oleh operasi keamanan cloud, yang menunjukkan bahwa perusahaan di Asia Tenggara telah mengalami kemajuan di sepanjang perjalanan transformasi cloud. Kini mereka berfokus pada pengamanan data dan beban kerja mereka di cloud.





Pada tahun 2021, pengeluaran organisasi Asia Tenggara untuk keamanan siber (layanan, perangkat lunak, dan peralatan) mencapai USD3,2 miliar. Angka ini diperkirakan akan meningkat pada CAGR lima tahun sebesar 13,6% hingga mencapai USD6,1 miliar pada 2026.





Sementara itu, menurut Survei Ketahanan dan Pengeluaran Perusahaan Masa Depan 2022, Gelombang 4 (Mei 2022), 67% organisasi di Asia Tenggara telah menyatakan bahwa mereka membuat setidaknya beberapa perubahan pada strategi TI mereka karena masalah kedaulatan digital.


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X