• Minggu, 21 Desember 2025

AS Coba Matikan Industri Teknologi China dengan Cara Ini

Photo Author
- Kamis, 15 September 2022 | 11:01 WIB
Pemerintah AS membatasi akses China terhadap teknologi chipset. Foto: Giz China
Pemerintah AS membatasi akses China terhadap teknologi chipset. Foto: Giz China


KONTEKS.CO.ID - Terlepas dari pergantian pemerintahan, AS tampaknya mempertahankan kebijakannya untuk melawan China dalam "perang dingin" jenis baru.





Menurut laporan baru-baru ini dari Reuters, Pemerintahan Biden sedang mempersiapkan langkah besar baru untuk mencegah industri China tumbuh lebih besar dari AS. Rupanya, Gedung Putih sedang mempersiapkan serangkaian sanksi baru yang dapat menghentikan ekspor semikonduktor sub-14 nm dengan kemampuan AI, serta alat pembuat chip.





Ini tampaknya menjadi tanggapan langsung terhadap kemajuan terbaru yang dibuat oleh industri semikonduktor China. Setelah Huawei pudar akibat sanksi, perusahaan-perusahaan China bergerak untuk memperkuat kemampuan manufaktur chipset negara tersebut.





Selain itu, Pemerintah China sedang mempertimbangkan langkah-langkah ketat untuk memaksa perusahaan berinvestasi chip. Namun, Amerika Serikat tampaknya bertekad untuk mencegah pertumbuhan China di area ini.





Departemen Perdagangan telah mengirimkan surat ke beberapa perusahaan besar di industri yang bekerja dengan China dan menyediakan chip untuk perusahaan yang berbasis di China. Perusahaan-perusahaan ini termasuk nama besar seperti NVIDIA, AMD, dan Intel.





Sebagian besar perusahaan telah mengakui surat-surat ini. Namun, pejabat mereka masih belum bersedia memberikan komentar terkait langkah Biden tersebut.





Langkah itu mengharuskan perusahaan AS untuk hanya bekerja dengan China setelah Departemen Perdagangan menyetujuinya. Oleh karena itu, Amerika Serikat memperketat bisnis, tetapi tidak sepenuhnya melarang perusahaan bekerja dengan China.


Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Iqbal Marsya

Tags

Terkini

X