KONTEKS.CO.ID - Aplikasi perpesanan instan WhatsApp resmi memasuki babak baru dalam strategi monetisasi dengan meluncurkan iklan di fitur Status Updates dan Promoted Channels.
Peluncuran ini dilakukan secara bertahap melalui pembaruan versi beta 2.25.21.11 untuk pengguna Android terpilih, yang kini telah melihat kemunculan iklan bersponsor di dalam aplikasi.
Langkah ini menandai perubahan signifikan pada wajah WhatsApp, yang sebelumnya dikenal sebagai aplikasi perpesanan tanpa iklan sejak diakuisisi oleh Meta Platforms Inc. pada 2014. WhatsApp menjadi layanan Meta terakhir yang menerapkan fitur iklan, setelah Facebook dan Instagram lebih dahulu memonetisasi produk mereka melalui konten sponsor.
Uji Coba Terbatas untuk Pengguna Beta
Informasi peluncuran iklan pertama kali diumumkan pada Juni 2025 lalu. Namun sejak pertengahan Juli ini, sejumlah pengguna versi beta WhatsApp mulai melaporkan munculnya iklan saat mereka menelusuri pembaruan status dari kontak mereka.
Iklan tersebut ditandai sebagai unggahan "sponsored", serupa dengan penempatan iklan di fitur Story Instagram.
Dikutip dari laporan WABetaInfo, tidak semua pengguna beta langsung mendapat pembaruan ini. Iklan masih dirilis secara bertahap, dan WhatsApp belum mengumumkan tanggal pasti perilisan resmi untuk seluruh pengguna global.
Selain iklan di Status, WhatsApp juga memperkenalkan dua format lain yakni Promoted Channels dan Channel Subscription Promotions. Promoted Channels memungkinkan pengiklan untuk membayar agar kanal mereka disarankan ke pengguna tertentu, sedangkan Channel Subscription Promotions akan menampilkan promosi dari kanal berbayar.
Baca Juga: Jet Tempur BAF F7 Bangladesh Jatuh Timpa Bangunan Kampus, 19 Orang Tewas
Meta Pastikan Chat Pribadi Tetap Bebas Iklan
Meta selaku induk perusahaan menegaskan bahwa iklan tidak akan muncul di ruang percakapan pribadi pengguna. Fokus utama dari format iklan ini adalah fitur publik dan semi-publik seperti Status dan Channels, guna menjaga kenyamanan pengguna dalam komunikasi pribadi.
"Kami ingin memastikan WhatsApp tetap menjadi tempat yang aman dan privat untuk berkirim pesan. Karena itu, iklan hanya akan muncul di area publik aplikasi," demikian pernyataan resmi dari juru bicara Meta.
Meski begitu, perusahaan mengakui akan memanfaatkan data pengguna dalam menargetkan iklan. Namun data yang digunakan diklaim bersifat non-sensitif, seperti negara domisili, preferensi bahasa, dan jenis perangkat, dan tidak akan mencakup nomor telepon ataupun isi pesan pribadi.
Peluang Baru bagi Pebisnis dan Kreator Konten
Meta juga menyampaikan bahwa kehadiran iklan di WhatsApp bukan hanya sebagai sumber pendapatan perusahaan, tetapi juga peluang baru bagi pelaku usaha. Pebisnis dan kreator konten kini dapat memperluas jangkauan mereka kepada pengguna WhatsApp yang jumlahnya telah melampaui dua miliar di seluruh dunia.
"Melalui iklan di WhatsApp, UMKM, merek besar, dan kreator konten dapat menjangkau audiens yang lebih luas di platform perpesanan paling populer di dunia," ujar Chief Business Officer WhatsApp, dalam keterangan tertulisnya.
Artikel Terkait
Eminem Tuntut Instagram dan Facebook Rp1,7 Triliun Usai Berseteru dengan Meta: Pelanggaran Bertahun-tahun
Meta Kenalkan fitur Baru WhatsApp, Bisa Apa saja?
Sheila Majid Gelar Konser Akbar 40 Tahun Berkarya, Tiket Bisa Dipesan via WhatsApp!
Cara Mudah Menulis Huruf Arab di WhatsApp, Bisa Tanpa Aplikasi Tambahan!
WhatsApp dan Telegram Hati-hatilah, Jack Dorsey Rilis Aplikasi Bitchat: Chat Bebas Tanpa Internet!