• Senin, 22 Desember 2025

Ini Jenis Video YouTube yang Terancam Kehilangan Hak Monetisasi Mulai 15 Juli 2025

Photo Author
- Minggu, 13 Juli 2025 | 13:04 WIB
Jenis video yang terancam kehilangan hak monetisasi. (Instagram @YouTube)
Jenis video yang terancam kehilangan hak monetisasi. (Instagram @YouTube)

Penggunaan istilah inauthentic content ini menunjukan pergeseran fokus kebijakan YPP, dari melarang penggunaan kembali konten (reused content) menjadi menolak karya-karya yang dihasilkan secara instan, terutama lewat teknologi AI generatif.

YouTube juga menegaskan bahwa pembaruan ini bukan larangan terhadap semua video yang memakai teknologi AI.

Kreator masih diperbolehkan menggunakan AI sebagai alat bantu, selama kontennya tetap orisinal dan tidak diproduksi secara otomatis tanpa nilai kreatif.

Baca Juga: Daftar 14 dari 26 Merek Beras Premium Terindikasi Curang, Salah Satunya Wilmar Group

Jenis Video YouTube yang Terancam Kehilangan Hak Monetisasi

1. Inauthentic content

Banyak kanal YouTube yang memproduksi konten menggunakan narasi AI, dikombinasikan dengan foto atau video stok, kemudian diunggah dalam jumlah besar dengan pola yang sama.

Jenis konten inilah yang kini masuk dalam kategori “inauthentic content” dan bakal kehilangan akses monetisasi.

2. Video dengan skrip dan format sama yang diunggah berulang-ulang.

Kompilasi klip tanpa penambahan narasi, analisis, atau komentar yang berarti.
Narasi otomatis dari AI tanpa penyuntingan atau pengemasan ulang secara kreatif.

Video berita atau dokumenter yang dibuat sepenuhnya oleh AI tanpa intervensi atau kreativitas manusia.

Jika kreator terus unggah konten tidak autentik, kanal bisa kehilangan akses ke monetisasi. Bila pelanggaran berlanjut, kanal bisa dikeluarkan dari YPP, tanpa bisa dimonetisasi lagi.

Baca Juga: Ijonk alias Jonathan Frizzy Resmi Ditahan di Kejari Kota Tangerang, Terancam 12 Tahun Penjara

 

Perubahan Kebijakan di Tengah "AI Slop"

YouTube menegaskan, pembaruan ini sebagai "minor update" alias pembaruan kecil yang ditujukan untuk memperjelas kebijakan yang selama ini sudah berjalan.

“Ini bukan aturan baru. Konten massal dan berulang sudah lama tidak bisa dimonetisasi, karena penonton juga menganggap konten semacam itu sebagai spam,” ujar Ritchie.

Meski YouTube menyebut ini sebagai pembaruan kecil, dampaknya bisa besar bagi kanal yang mengandalkan volume unggahan tinggi tanpa banyak kreativitas.

Dengan semakin mudahnya orang menggunakan teknologi AI untuk menghasilkan konten, YouTube ingin memastikan bahwa platformnya tetap diisi oleh video yang berkualitas dan relevan bagi penonton.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Rat Nugra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X