Literasi Digital Penting untuk Menangkal Hoaks Pakai AI

KONTEKS.CO.ID - Kemajuan teknologi kecerdasan buatan (AI) menghadirkan tantangan serius dalam penyebaran informasi, khususnya terkait maraknya hoaks digital.

Salah satu bentuk yang semakin mencolok adalah penggunaan AI untuk membuat konten palsu yang menyerupai tokoh publik.

Dalam satu tahun terakhir, penipuan digital bermodal wajah dan suara hasil rekayasa AI kian meningkat.

Modusnya, pelaku menampilkan figur terkenal yang tampak membagikan hadiah atau iming-iming lainnya.

Baca Juga: Lucy Guo Geser Taylor Swift, Ini Dia Profil Miliarder Perempuan Termuda di Dunia Berkat AI

"Sudah lebih dari 20 tokoh masyarakat jadi korban deep fake untuk penipuan," kata Ketua Presidium Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), Septiaji Eko Nugroho, seperti dilansir dalam dialog di RRI Pro 3.

Ia menjelaskan teknologi kini mampu memalsukan suara dan visual dengan sangat akurat.

Septiaji, yang akrab disapa Bung Jek, mengingatkan pentingnya kewaspadaan publik.

Tanpa literasi digital yang memadai, masyarakat bisa dengan mudah terkecoh oleh konten AI yang tampak meyakinkan.

Baca Juga: Jangan Panik! Hoaks Ikon Tiga Garis WhatsApp Bukan Tanda Hacker, Tapi Fitur Voice Chat

Ia juga menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah, masyarakat, dan platform digital dalam menangkal penyebaran hoaks.

Menurutnya, penanganan isu ini tak bisa dibebankan pada satu pihak semata.

Dari sisi pendidikan, langkah proaktif datang dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) yang mulai mengenalkan pelajaran coding dan AI kepada siswa.

"Kami sangat mendukung pengenalan AI yang disertai pemahaman etis," ujar Septiaji.