Peneliti memanfaatkan karakteristik ini untuk melakukan brute-force pada kunci enkripsi.
Ini merupakan pencapaian luar biasa, mengingat setiap file dikunci dengan kunci yang unik.
Hanya tersedia untuk Linux
Sayangnya, alat dekripsi ini hanya bekerja pada komputer Linux dan membutuhkan GPU yang mahal.
Yohanes Nugroho awalnya menguji alat ini dengan RTX 3060 dan RTX 3090, tetapi performanya dianggap kurang memadai sehingga ia mengubah strategi.
Akhirnya, Nugroho menggunakan layanan GPU cloud. Proses dekripsi ini melibatkan kekuatan komputasi dari enam belas GPU RTX 4090, dan selesai sekitar 10 jam.
Menurutnya, proses ini bisa memakan waktu lebih lama tergantung pada jumlah file yang ingin didekripsi.
Nugroho merilis alat dekripsi ini di GitHub, lengkap dengan petunjuk pemulihan file yang dikunci oleh ransomware Akira.
Pencegahan Ransomware Tetap Solusi Terbaik
Melakukan backup file secara rutin menggunakan metode offline (cold backup) masih menjadi cara paling efektif untuk melindungi data dari ransomware atau malware penghapus data.
Namun, perangkat lunak khusus seperti Bitdefender Ultimate Security dapat memperkuat pertahanan digital dari ransomware dan ancaman siber lainnya.
Bitdefender menawarkan perlindungan berlapis terhadap ransomware, pencegahan ancaman jaringan, deteksi perilaku mencurigakan, dan pencegahan serangan berbasis web.***
Artikel Terkait
Mengenal Ransomware, Gempuran Malware Paling Berbahaya saat Ini, dan Cara Menangkisnya
SAFEnet Datangi Kominfo Desak Keterbukaan Informasi Serangan Ransomware ke PDNS 2