Empat Wilayah Sempat Terisolir Total
Dari 18 kabupaten/kota yang terdampak, empat wilayah berada dalam kondisi paling kritis karena sempat benar-benar terisolasi. Tanpa akses darat, bantuan tak bisa menjangkau warga dalam waktu cepat.
“Dari 18 kabupaten kota yang terdampak bencana, ada empat wilayah yang betul-betul terisolir tapi saat sekarang sudah mulai terbuka secara perlahan,” ujarnya.
Namun pembukaan akses sangat terbatas dan masih bergantung pada cuaca serta kemampuan personel di lapangan.
TNI Angkut 9 Ton Bantuan via Udara
Dengan situasi darat yang stagnan, TNI mengalihkan fokus distribusi melalui udara. Pesawat dikerahkan untuk mengirim pangan, pakaian, dan kebutuhan darurat lainnya ke titik-titik yang tak lagi dapat dijangkau kendaraan.
“Saat ini yang kita lakukan maksimal adalah membantu masyarakat distribusi logistik lewat udara sampai dengan hari ini, bantuan yang sudah kita distribusi lebih kurang ada 9 ton bahan sembako,” kata Fransisco.
Baca Juga: Sebut Menhut Raja Juli Tak Punya Hati, Politikus PKB: Kalau Nggak Mampu Mundur Aja!
Satgas menegaskan bahwa pengiriman udara akan terus dilakukan hingga alat berat dapat kembali beroperasi dan jalur darat dapat dibuka.
Prajurit Tetap Bertugas Meski Ikut Jadi Korban
Di tengah keterbatasan logistik dan kondisi medan yang berat, Fransisco menyoroti dedikasi prajurit yang bekerja meski keluarga mereka sendiri terdampak.
“Khusus untuk Aceh Tamiang, pasukan-pasukan kita, meskipun mereka terdampak, mereka juga ikut membantu mengatasi permasalahan yang ada di daerah tersebut,” sambungnya.
Baca Juga: 500 Ribu Ton Bantuan Digelontorkan, Pemerintah Gaspol Tangani Bencana Aceh-Sumatra
Satgas menilai kontribusi tersebut menjadi salah satu faktor percepatan respon awal di wilayah paling parah terdampak.
Pemulihan Berjalan Paralel
Proses pemulihan kini bergerak di tiga front: pembukaan akses darat, distribusi kebutuhan pokok, dan penanganan warga yang terdampak langsung.
Satgas menyebut koordinasi lintas lembaga terus dipererat untuk memastikan wilayah yang masih sulit dijangkau tidak dibiarkan tanpa bantuan.***