KONTEKS.CO.ID - Dampak dari perseteruan viral dengan tetangganya kini merembet ke kehidupan profesional Dr. Imam Muslimin (Yai Mim).
Dosen Filsafat dan Tasawuf Pascasarjana UIN Maulana Malik Ibrahim Malang ini memutuskan mengundurkan diri usai para mahasiswanya tidak hadir dalam kelas yang diampunya.
Dia pun meyakini, jika apa yang dilakukan para mahasiswanya itu sebagai tindakan boikot.
Baca Juga: KPK Kembali Panggil Ilham Akbar Habibie dalam Kasus Korupsi Bank BJB
Yai Mim bercerita, pada pertemuan ketiga mata kuliah Filsafat Teosofi, tidak ada satu pun mahasiswa yang datang ke kelasnya pada pukul 07.30 WIB.
Padahal, pada dua pertemuan sebelumnya, kelas selalu terisi penuh oleh mahasiswa.
"Pertemuan pertama utuh masuk 100 persen. Pertemuan kedua 100 persen di rumah saya. Pertemuan ketiga 0 persen," ungkapnya dalam sebuah diskusi di kanal YouTube Denny Sumargo, mengutip Selasa, 30 September 2025.
Setelah menunggu hingga lewat waktu dan tidak mendapat respons saat mencoba menghubungi para mahasiswa melalui WhatsApp, ia langsung mengambil keputusan drastis pada hari itu juga.
Merasa bahwa kehormatannya sebagai seorang pengajar telah direndahkan, Yai Mim langsung mendatangi kantor Kepala Program Studi (Kaprodi) untuk meminjam mesin ketik dan menulis surat pengunduran diri.
Baca Juga: Usut Kredit Sindikasi Sritex, Kejagung Periksa 5 Pejabat Bank BRI
"Saya langsung pergi ke kaprodi. Saya putuskan untuk nulis surat, pinjam ketik. Saya mundur saat itu," jelas Yai Mim.
Dalam surat pengunduran dirinya yang ditujukan kepada Direktur Pascasarjana, Prof. Agus Maimun, ia secara eksplisit mengaitkan boikot tersebut dengan konflik yang sedang viral.
Ia menyatakan akan mundur hingga masalah hukumnya dengan sang tetangga tuntas, atau bahkan untuk selamanya.
Baca Juga: Gerak Cepat, Indra Sjafri Panggil 32 Pemain Timnas Indonesia U-23 SEA Games 2025 Masuk TC