daerah

Sambangi Wilayah Bencana Banjir di Bali, Prabowo Dijelaskan tentang Gelombang Ekuatorial

Sabtu, 13 September 2025 | 17:11 WIB
Presiden Prabowo Subianto bersama Seskab Teddy Indra Wijaya saat meninjau wilayah terdampak bencana banjir di Denpasar Bali, Sabtu 13 September 2025. (Sekretariat Kabinet)

KONTEKS.CO.ID - Presiden Prabowo Subianto meninjau wilayah terdampak banjir di Denpasar, Bali, pada Sabtu 13 September 2025, setelah kembali dari kunjungannya ke Timur Tengah.

Tiba di Jalan Gajah Mada sekitar pukul 13.00 Wita, Prabowo mengunjungi rumah-rumah di sebuah gang yang mengalami kerusakan parah akibat meluapnya Sungai Badung pada Rabu lalu.

Ia didampingi Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto dan Gubernur Bali Wayan Koster.

Baca Juga: Tom Lembong Soal 17 Plus 8 Tuntutan Rakyat: Sebutir Beras yang Bisa Jadi Gelombang Besar

Keduanya memberikan penjelasan terkait kondisi cuaca dan tingkat kerusakan.

Menurut BNPB, banjir yang disebut sebagai yang terburuk di Bali dalam satu dekade terakhir itu dipicu fenomena gelombang ekuatorial.

Gelombang yang terdiri dari Rossby dan Kelvin itu membentuk awan hujan pekat, sehingga menimbulkan hujan deras disertai petir selama lebih dari 24 jam.

Baca Juga: Persija Kunci Rizky Ridho, Kontrak Baru Siap Jadi Kenyataan

“Gelombang Rossby dan Kelvin terjadi setiap lima hingga 10 tahun, dan berdasarkan prakiraan BMKG, sistem ini sekarang bergeser ke Jawa Timur dan Jawa Barat,” jelas Suharyanto, merujuk pada Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika.

Gelombang Rossby dan Kelvin adalah gelombang atmosfer dan laut berskala besar dengan frekuensi rendah yang berperan penting dalam pola cuaca dan iklim global.

Gubernur Koster melaporkan kepada Prabowo mengenai kerusakan struktural dan ancaman keselamatan bagi warga yang tinggal di sekitar bantaran sungai.

Baca Juga: Dari Indonesia, Jaringan Narkoba Internasional Seret Aparat Sri Lanka

Setelah menerima penjelasan, Presiden menghabiskan sekitar 30 menit untuk meninjau rumah-rumah warga sebelum bergerak ke Pasar Kumbasari untuk bertemu warga dan pedagang yang terdampak banjir.

Otoritas Bali mengonfirmasi bahwa 18 orang tewas dan lima lainnya masih hilang. Banjir juga merusak ratusan bangunan, sebagian besar berada di ibu kota provinsi.***

Tags

Terkini