KONTEKS.CO.ID - Perahu Wairon akan kembali diluncurkan dan melakukan pelayaran perdana di Kampung Yenbekaki, Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat Daya, pada Jumat, 13 Desember 2024 besok. Kegiatan ini menandai kebangkitan kembali tradisi Perahu Wairon, warisan budaya maritim Suku Byak yang hampir punah.
Direktur Gaharu Papua Mandiri, Saneraro Wamaer mengatakan, kegiatan peluncuran dan pelayaran perdana Perahu Wairon bekerjasama dengan masyarakat adat Byak di Raja Ampat.
Saneraro menambahkan, Perahu Wairon merupakan simbol identitas dan kebanggaan masyarakat adat Byak. Lebih dari sekadar sarana transportasi, Wairon mencerminkan nilai spiritual, teknologi tradisional, dan harmoni antara manusia dengan alam. "Peluncuran perahu ini bukan hanya tentang melestarikan tradisi, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan budaya dan pembangunan yang berbasis kearifan lokal," kata Saneraro, Kamis 12 Desember 2024.
Rangkaian Acara Launching Perahu Wairon
Rangkaian acara peluncuran akan dimulai dengan penyambutan tamu undangan menggunakan tarian tradisional Biak. Setelah itu berbagai pihak akan menyampaikan ata sambutan, termasuk Pemerintah Kampung Yenbekaki, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Papua Barat Daya, dan Wakil Bupati Kabupaten Raja Ampat.
Puncak acara adalah prosesi ritual adat peluncuran Wairon yang mencakup tiupan triton oleh Manfamyan Sinan Bepon Denis Koibur. Selanjutnya penyerahan tongkat kepemimpinan oleh Isas dan pembasuhan perahu oleh tokoh adat bersama pejabat pemerintah. Ritual ini melambangkan penghormatan terhadap leluhur dan komitmen masyarakat untuk melestarikan budaya tradisional.
Menurut Saneraro, Gaharu Papua Mandiri sebagai pelaksana program menilai penting revitalisasi Wairon sebagai simbol kebangkitan budaya maritim di Papua. Sebab, Wairon adalah wujud hubungan harmonis antara manusia, alam, dan spiritualitas.
Selain Itu, Wairon sesungguhnya juga adalah representasi sistem ilmu pengetahuan yang terintegrasi. "Momentum launching ini adalah pesan kuat untuk melindungi dan mempromosikan warisan budaya kita kepada dunia," ujarnya.
Lebih jauh Saneraro mengatakan, kegiatan ini merupakan awal dari serangkaian langkah pelestarian budaya. Setelah pelayaran perdana, Wairon akan menjadi ikon promosi budaya dan pariwisata Papua Barat Daya. Termasuk di dalamnya menjadi bagian penting dalam dokumentasi film “Wairon Melawan Punah”, yang tujuannya untuk memperkenalkan tradisi maritim Papua kepada dunia.
“Ini bukan hanya tentang melestarikan masa lalu, tetapi juga membangun masa depan yang berakar pada tradisi kita,” kata Saneraro.
"Acara ini sekaligus menegaskan posisi Papua Barat Daya sebagai pusat budaya maritim yang kompetitif dan kaya akan kearifan lokal. Perahu Wairon kini siap melayari perairan Papua, membawa pesan kuat tentang pelestarian budaya dan identitas masyarakat Suku Byak," imbuhnya.***