KONTEKS.CO.ID - Sebuah rekaman bentrokan antara warga dan anggota TNI di Luwu Utara, Sulawesi Selatan, beredar luas di media sosial.
Insiden tersebut terjadi di area perkebunan sawit di Kecamatan Tana Lili, yang tengah disiapkan sebagai lokasi pembangunan Markas Batalyon Tempur Para (Yon TP) 872 Andi Djemma.
Dalam video itu tampak warga berusaha menghentikan laju alat berat sambil berteriak meminta pekerjaan dihentikan.
Baca Juga: Ini Lima Tersangka Korupsi Hasil OTT KPK di Lampung Tengah
Beberapa prajurit TNI kemudian mencoba menyingkirkan warga hingga terjadi aksi saling dorong, kejar-kejaran, dan pukul-memukul.
Dandim 1403 Palopo, Letkol Inf Windra Sukma Prihantoro, menyebut situasi semula berjalan normal sebelum muncul tindakan provokatif dari sejumlah warga.
“Awalnya kondusif, tetapi ada warga yang menahan alat berat, membawa sajam, dan bahkan lebih dulu memukuli anggota kami di lokasi,” ujarnya.
Baca Juga: Bupati Lampung Tengah Ardito Wijaya Kenakan Rompi Oranye dan Diborgol, Resmi Jadi Tersangka
Ia menegaskan pekerjaan di lapangan tetap berlanjut, meski pendekatan yang digunakan lebih mengedepankan dialog.
"Pendekatan tetap humanis karena kami tidak ingin ada gesekan yang lebih besar," kata Windra.
Aparat dan pemerintah daerah menjelaskan area tersebut merupakan aset resmi yang telah dihibahkan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan kepada TNI AD.
Namun, sebagian warga dari Desa Rampoang dan Tana Lili menganggap lahan itu sebagai tanah garapan turun-temurun milik masyarakat.
Mereka menolak pembukaan lahan yang dinilai tidak disertai sosialisasi dan dialog yang memadai.***
Artikel Terkait
Cengkareng Mencekam, Ormas BPPKB Bentrok dengan Mata Elang
Kronologi 2 Guru di Luwu Utara Dipecat Gegara Bantu Honorer, hingga Dapat Rehabilitasi dari Prabowo
2 Guru Luwu Utara Bersyukur Dapat Rehabilitasi dari Prabowo: 5 Tahun Kami Rasakan Diskriminasi
Rehabilitasi Dua Guru Luwu Utara, Ikatan Pemuda Tegal Bersatu Puji Aksi Cepat Sufmi Dasco
KRI Soeharso dan RS Lapangan TNI AL Tangani Kesehatan Ratusan Korban Banjir Aceh