KONTEKS.CO.ID – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) minta Badan Geologi petakan wilayah rawan bencana banjir bandang dan longsor di Humbang Hasundutan, Sumatera Utara (Sumut).
"BNPB juga telah menyarankan kepada Badan Geologi untuk mengkaji wilayah yang masuk dalam kategori rawan bencana," kata Abdul Muhari, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta, Minggu, 30 November 2025.
Kajian ini diperlukan sebagai rekomendasi untuk rencana relokasi geologi, dengan target setelah masa tanggap darurat berakhir.
Abdul Muhari menyampaikan, kajian atau pemetaan daerah rawan bencana tersebut masuk dalam penanganan prioritas penanganan lanjutan selain proses pencarian dan pertolongan.
"Prioritas penanganan darurat ini juga difokuskan pada perbaikan akses terputus, pemenuhan kebutuhan dasar dan permakanan," ujarnya.
Ia menyampaikan, seluruh rangkaian upaya yang terus dilakukan hingga hari ini, penanganan darurat bencana hidrometeorologi di Humbang Hasundutan menunjukkan kemajuan yang semakin baik dan terpadu.
Kemajuan tersebut, lanjut dia, berkat sinergi antara BNPB, pemerintah daerah, BPBD, Dinsos, Dishub, TNI, Polri, relawan, dan seluruh unsur masyarakat.
"Hal ini menjadi bukti bahwa kerja bersama adalah kunci dalam menghadapi situasi paling sulit sekalipun," katanya.***
Artikel Terkait
Longsor dan Banjir Bandang Terjang Humbang Hasundutan, 5 Orang Meninggal dan 4 Orang Hilang
TNI AL Kerahkan 5 Kapal Perang Bawa Bantuan Medis dan Kebutuhan Pengungsi di Sumbar, Sumut, dan Aceh
TNI AL Kirim Tim Khusus dari Satkopaska dan Dislambair Serta Helikopter untuk Operasi SAR Korban Bencana Sumbar, Sumut, dan Aceh
Dua Desa di Humbang Hasundutan Terisolir, 3 Jembatan Putus, 132 Titik Jalan Terdampak Longsor, dan 126 Titik Amblas
Banjir Bandang dan Longsor Humbang Hasundutan: Meninggal 6 Orang, 2 Masih Hilang, Ribuan Warga Mengungsi