• Senin, 22 Desember 2025

Bencana Beruntun di Awal November: 2 Warga Brebes Tewas Terseret Banjir, Longsor Putus Pipa Air di Blitar

Photo Author
- Selasa, 11 November 2025 | 05:41 WIB
Longsor putus pipa air di Blitar, Jawa Timur  (Foto: dok. BNPB)
Longsor putus pipa air di Blitar, Jawa Timur (Foto: dok. BNPB)

KONTEKS.CO.ID - Hujan deras disertai angin kencang yang mengguyur sejumlah wilayah Indonesia pada awal November 2025 kembali berbuah petaka.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, hingga akhir dasarian pertama November 2025 pukul 07.00 WIB, telah terjadi banjir dan longsor di Kabupaten Brebes (Jawa Tengah), Kota Cilegon (Banten), serta Kabupaten Blitar (Jawa Timur).

Dua warga dilaporkan meninggal dunia akibat banjir di Kabupaten Brebes, yang dikenal sebagai daerah sentra bawang merah nasional.

Kedua korban tewas terseret arus banjir bandang dan tersengat listrik saat hujan lebat melanda wilayah tersebut pada Sabtu, 8 November 2025.

Baca Juga: Banjir Bandang Terjang Wilayah Nduga Papua Pegunungan, BNPB: 23 Orang Hilang  

"Selain korban jiwa, enam warga lainnya harus mengungsi ke rumah tetangga akibat rumah mereka terdampak banjir," ujar Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari dalam siaran persnya, Selasa, 11 November 2025.

Rumah Rusak, Jembatan Putus

BNPB mencatat, banjir akibat luapan sungai berdampak di tiga kecamatan yakni Sirampog, Bumiayu, dan Bantarkawung.

Data sementara menunjukkan delapan rumah dan satu fasilitas pendidikan terdampak, sementara jembatan Bantarwaru yang menghubungkan Desa Bangbayang-Bantarwaru-Pengarasan putus.

Di Desa Dawuhan, Kecamatan Sirampog, hujan disertai angin kencang juga merusak dua rumah warga secara berat dan sepuluh lainnya rusak ringan.

"BPBD Kabupaten Brebes langsung melakukan asesmen lapangan dan evakuasi warga terdampak," imbuh Muhari.

Baca Juga: Empat Korban Tewas Tertimbun Longsor di Trenggalek Berhasil Ditemukan, Satu Lainnya Selamat Namun Luka Berat

Kecamatan Sirampog sendiri dikenal rawan pergerakan tanah karena kondisi geografisnya berupa perbukitan curam dengan ketinggian antara 875–1.000 mdpl. BNPB mencatat, fenomena serupa sempat terjadi pada April 2025, ketika tanah longsor di Desa Mendala merusak 114 rumah.

BNPB bersama BPBD telah merelokasi warga ke hunian tetap di lokasi yang lebih aman, namun masyarakat tetap diminta waspada terhadap bencana hidrometeorologi yang dapat berulang.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rizki Adiputra

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X